Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Ngabuburit

19 April 2021   19:13 Diperbarui: 19 April 2021   20:51 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki bulan Ramadan, kebanyakan kita pastinya tahu istilah ngabuburit, bukan? Meskipun ngabuburit berasal dari bahasa daerah, akan tetapi istilah ini rasanya telah menjadi istilah bahasa Indonesia yang dipahami seluruh warga.

Sebenarnya, istilah ngabuburit adalah istilah dalam bahasa sunda yang artinya menunggu waktu sore. Kata dasarnya "burit" yang berarti sore dalam bahasa sunda.

Ngabuburit begitu identik dengan Ramadan. Istilah ini  terkenal setelah ada stasiun TV yang menayangkan acara ngabuburit di bulan Ramadan beberapa tahun lalu.

Ngabuburit Anak Remaja

Bagi anak remaja, ngabuburit dimaknai dengan jalan sore sambil menunggu waktu berbuka. Biasanya, tidak banyak yang mereka lakukan. Mereka hanya sekedar bercengkrama dengan teman sambil menghabiskan waktu luang.

Padahal, Ngabuburit bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih bermanfaat dari sekedar hanya jalan-jalan sore. Misalnya, ngabuburit bisa saja dilakukan dengan tilawah Al-Qur'an atau mendengarkan ceramah agama di masjid.

Namun, ngabuburit sudah sangat lekat sekali dengan jalan-jalan sore sambil berkumpul dengan teman. Jadi, jika melakukan hal yang lain, tidak terasa ngabuburitnya.

Anak remaja yang memang sukanya berkumpul pasti sangat menyukai aktivitas ngabuburit ini. Itulah sebabnya mengapa ngabuburit biasanya lebih banyak dilakukan anak remaja dibandingkan orang tua. 

Dengan berkumpul bersama teman, waktu menunggu berbuka puasa akan terasa mengalir begitu cepat, tanpa mereka menyadarinya. Waktu satu jam atau dua jam terasa sekejap mata.

Azan magrib yang terasa begitu lama datangnya ketika ditunggu sambil berdiam di dalam rumah, akan terasa sangat cepat ketika ditunggu sambil ngabuburit bersama teman.

Ngabuburit Ala Kampungku

Di kampungku, ngabuburit tidak hanya dilakukan di sore hari. Banyak juga yang keluar jalan-jalan di waktu pagi sambil menikmati sang fajar menyingsing di ufuk timur.

Meskipun secara nama, jalan-jalan pagi ini tidak bisa dikatakan ngabuburit karena dilakukan di pagi hari, akan tetapi sebenarnya aktivitas yang dilakukan sama saja dengan ngabuburit.

Seperti halnya ngabuburit, jalan pagi selepas subuh di bulan Ramadan ini juga lebih banyak dilakukan oleh para remaja. Akan tetapi tidak sedikit anak-anak yang ikut juga, seperti halnya diriku bersama teman-teman masa kecilku.

Ngabuburit jalan pagi biasanya dilakukan selepas shalat subuh berjamaah. Para remaja dan anak-anak tumpah ruah memenuhi jalan-jalan di kampungku.

Kebetulan, di kampungku juga ada sebuah danau kecil yang memisahkan antara kampungku dengan kampung tetangga. 

Biasanya, muda-mudi berkumpul dan berjalan untuk sekedar mengelilingi danau tersebut sambil menunggu terbitnya matahari. 

Mereka saling bercengkrama satu sama lain dengan riang gembira, menikmati udara pagi yang menyegarkan.

Selain udara segar, pemandangan danau pun begitu eksotis. Para remaja menunggu pantulan sinar mentari pagi dari permukaan air danau yang terlihat begitu indah di mata. Pancaran sinarnya juga menambah tentram suasana pagi Ramadan.

Sisi baik ngabuburit pagi adalah mencegah para remaja dan anak-anak untuk langsung tidur lagi selepas subuh. Selain itu ngabuburit pagi juga bisa dijadikan cara untuk mentadabburi keindahan alam cipataan Tuhan. 

Namun, ada juga sisi buruknya jika ngabuburit pagi justru dilakukan dengan tujuan menghabiskan waktu luang atau tujuan yang tidak jelas lainnya.

Sebuah Nostalgia

Itulah nostalgia ngabuburit pagi yang sulit kulupakan. Kini, suasana ngabuburit pagi di kampungku sulit untuk disaksikan lagi. Meskipun danau masih tetap ada, tetapi tidak banyak remaja yang mengelilinginya lagi. 

Entah mengapa, remaja dan anak-anak sekarang lebih asyik tinggal di rumah bermain dengan gadgetnya. Mungkin, mereka kini lebih suka untuk berinteraksi di media sosial daripada harus repot-repot keluar rumah di pagi hari.

Kelak, mereka tidak akan bisa merasakan nostalgia bahagia berkumpul bersama teman sambil menikmati keindahan alam seperti yang saya rasakan saat ini. Entah bagaimana bentuk nostalgia mereka nantinya.

Meskipun zaman berubah, akan tetapi ada yang tidak berubah. Ramadan akan tetap sama. Gembiranya saat berbuka, gairahnya shalat tarawih berjamaah, tentramnya hati mendengar suara tadarus tidak akan pernah berubah.

Ramadan adalah nostalgia. Ramadan akan selalu memberikan kenangan bagi siapapun yang ada di dalamnya. Dari dulu, sekarang, hingga akhir zaman, Ramadan akan selalu dirindukan.

Pastinya, Ramadan akan lebih bermakna bagi mereka yang benar-benar mengisi Ramadan dengan kekhusyukan beribadah dan tekad yang bulat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Inilah nostalgia tertinggi yang seharusnya bisa kita kenang.

Alhasil, aktivitas ngabuburit akan selalu memberikan bekas nostalgia bagi mereka yang mengalaminya. Bayangan ngabuburit pagi masih tampak jelas di ingatanku hingga sekarang.

Meskipun terkadang aku berpikir mengapa melakukannya, karena sebenarnya ada banyak cara ngabuburit yang lebih bermanfaat, tetap saja nostalgianya akan selalu manis untuk dikenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun