Kelak, mereka tidak akan bisa merasakan nostalgia bahagia berkumpul bersama teman sambil menikmati keindahan alam seperti yang saya rasakan saat ini. Entah bagaimana bentuk nostalgia mereka nantinya.
Meskipun zaman berubah, akan tetapi ada yang tidak berubah. Ramadan akan tetap sama. Gembiranya saat berbuka, gairahnya shalat tarawih berjamaah, tentramnya hati mendengar suara tadarus tidak akan pernah berubah.
Ramadan adalah nostalgia. Ramadan akan selalu memberikan kenangan bagi siapapun yang ada di dalamnya. Dari dulu, sekarang, hingga akhir zaman, Ramadan akan selalu dirindukan.
Pastinya, Ramadan akan lebih bermakna bagi mereka yang benar-benar mengisi Ramadan dengan kekhusyukan beribadah dan tekad yang bulat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Inilah nostalgia tertinggi yang seharusnya bisa kita kenang.
Alhasil, aktivitas ngabuburit akan selalu memberikan bekas nostalgia bagi mereka yang mengalaminya. Bayangan ngabuburit pagi masih tampak jelas di ingatanku hingga sekarang.
Meskipun terkadang aku berpikir mengapa melakukannya, karena sebenarnya ada banyak cara ngabuburit yang lebih bermanfaat, tetap saja nostalgianya akan selalu manis untuk dikenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H