"Isilah tekomu dengan berbagai macam minuman, sehingga kamu bisa menuangkan aneka warna minuman," itu salah satu kalimat inspiratif yang saya dapatkan pada acara workshopkepenulisan populer sesi 2 yang diadakan Majalah Mata Air.
Pada sesi ini, tema yang diangkat adalah menulis karya tulis ilmiah populer yang enak dan mudah dibaca. Workshop kali ini diberikan oleh pemateri yang merupakan seorang akademisi yang juga aktif menulis artikel populer di media massa. Selain artikel, pemateri juga pernah menerbitkan sebuah novel sebelumnya.
Analogi teko diatas mencerminkan bahwa seorang penulis yang baik perlu banyak membaca. Menurut pemateri, seorang penulis sebaiknya membaca berbagai macam sumber bacaan. Tujuannya adalah agar apa yang dibaca akan memberi warna berbeda pada tulisan yang akan dihasilkannya kelak.
Banyaknya referensi bacaan akan memperbanyak kosa kata yang digunakan penulis untuk menyederhanakan pembahasan. Penyederhanaan sangat penting dilakukan ketika ingin menulis karya tulis ilmiah populer yang enak dan mudah dibaca.
Karya Tulis Ilmiah Populer
Karya tulis ilmiah memang biasanya menggunakan bahasa yang sulit dipahami khalayak umum. Bahkan terkadang banyak menggunakan jargon-jargon yang asing digunakan masyarakat. Jangankan masyarakat, seseorang yang memang menekuni bidang yang sama pun terkadang kesulitan memahami jargon yang digunakan.
Seperti kita tahu, menulis populer itu berbeda dengan menulis akademik. Jika ditanya mana yang lebih sulit, jawabannya akan sangat bervariasi, tergantung dari kesukaan masing-masing . Yang jelas keduanya memiliki keunikannya tersendiri.
Inilah yang menjadi tantangannya, bagaimana penulis bisa mengolah karya tulis ilmiah yang kaku, mendalam, berbahasa teknis dan berdasarkan hasil riset, menjadi sebuah karya tulis populer yang mudah dan enak dibaca.
Salah satu kemampuan penting untuk menciptakan sebuah karya tulis ilmiah populer adalah kemampuan interpretasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), interpretasi artinya pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Atau bisa juga disebut dengan tafsiran.
Dalam konteks menciptakan karya tulis ilmiah populer, interpretasi dilakukan dengan tujuan menyederhanakan sesuatu yang rumit menjadi sesuatu yang lebih mudah dipahami dengan menggunakan tafsiran penulis tanpa menghilangkan makna dan isi inti pembahasan.
Interpretasi Sumber Bacaan
Interpretasi bisa dilakukan dari berbagai sumber bacaan, seperti artikel ilmiah, jurnal, makalah, atau sumber bacaan ilmiah lainnya. Namun sejatinya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika penulis ingin melakukan interpretasi sebuah sumber bacaan.
Pertama, penulis terlebih dahulu perlu merangkum sumber bacaan. Merangkum menjadi teknik yang sangat efektif digunakan bagi seseorang yang ingin memahami sesuatu. Merangkum bisa dilakukan dengan menuliskan gagasan utama dari sumber bacaan dalam bentuk poin-poin sederhana.
Dari rangkuman yang penulis buat, penulis akan bisa membuat sumber bacaan yang panjang menjadi lebih pendek dan ringkas. Rangkuman juga membuat penulis lebih mudah untuk memahami inti keseluruhan dari sumber bacaan. Hal ini membuat penulis lebih mudah ketika ingin menginterpretasikan gagasan yang disampaikan pada sumber bacaan kedalam tulisannya.
Kedua, penulis perlu melakukan teknik snowballing. Setelah penulis merangkum sumber bacaan, biasanya poin-poin yang dikumpulkan terlalu sedikit untuk bisa dikembangkan. Ketika ingin menginterpretasikannya lebih jauh, penulis hanya akan menghasilkan artikel yang sangat pendek karena keterbatasan ide dan gagasan.
Untuk memaksimalkan penggalian ide dan gagasan dari sumber bacaan, teknik snowballing layak digunakan. Teknik ini adalah teknik menggali sumber bacaan dengan melihat referensi yang digunakan penulis sumber bacaan untuk mengembangkan tulisannya.
Dengan melakukan teknik snowballing diharapkan penulis bisa lebih mengembangkan poin-poin yang sudah didapatkan dari hasil rangkumannya. Bahkan, besar kemungkinan penulis juga akan mendapatkan poin-poin baru untuk bisa dijadikan pembahasan.
Ketiga, penulis perlu melakukan elaborasi. Dalam KBBI, elaborasi artinya penggarapan secara tekun dan cermat. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menambah sumber bacaan yang memiliki pembahasan topik yang sama atau mirip. Ini bisa dilakukan dengan melakukan pencarian dengan menggunakan kata kunci yang ada pada pembahasan sumber bacaan utama.
Elaborasi juga bisa dilakukan dengan mengaitkan ide gagasan dengan hal-hal lain yang belum dibahas di sumber bacaan utama. Ini menuntut pengetahuan multidisiplin keilmuan yang perlu penulis miliki.
Keempat, penulis perlu menuliskan opininya terhadap topik pembahasan. Bagian ini diharapkan menjadi kunci yang membuat artikel populer yang akan ditulis berbeda dari yang lain. Bagian ini juga yang akan membawa orisinalitas dan kebaruan dari karya tulis yang akan penulis hasilkan.
Memberikan opini tidak mudah pastinya. Yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan diri dalam membangun opini diri sendiri. Jangan hiraukan dulu apakah pembaca akan menerima opini yang dituliskan atau tidak menerimanya.
Yang namanya opini pastinya akan selalu menimbulkan pro dan kontra. Selama penulis bisa membangun opini yang santun dan bersandar pada fondasi pengetahuan dan pemahaman yang kuat, maka opini layak untuk dituliskan.
Terkadang penulis yang terlalu berpikir panjang justru membuatnya takut atau bahkan tak termotivasi menuliskan opininya. Hal inilah yang perlu dihindari ketika ingin membangun sebuah karya. Motivasi, semangat, dan keinginan yang kuat menjadi modal yang penting.
Sebuah Refleksi
Elaborasi dan opini adalah bagian krusial dalam melakukan interpretasi sebuah bacaan. Elaborasi dan opini menunjukkan intelektualitas penulis dalam melakukan pembahasan.
Elaborasi dan opini juga akan menghindari penulis menjadi seorang pencontek. Lebih jauh lagi, elaborasi dan opini menunjukkan bahwa penulis mampu memahami batasan-batasan plagiarisme, sebuah kebohongan intelektual yang tak elok untuk dilakukan.
Elaborasi dan opini juga yang akhirnya membuat kita memahami maksud dari analogi teko di awal pembahasan tadi. Untuk bisa mengelaborasi dan memberikan opini dengan baik, teko intelektualitas seorang penulis perlu diisi dengan berbagai informasi yang baik dan relevan. Sehingga pada waktunya diperlukan, penulis bisa mengeluarkan berbagai macam isinya dan menuangkan berbagai macam warnanya ke dalam tulisan.
Menulis karya tulis ilmiah populer itu sulit, tapi juga mudah. Sulit jika tak ada kemauan dan motivasi dalam diri, tak memahami teknisnya, tak tahu darimana harus memulainya, bagaimana melanjutkan dan menyelesaikannya. Namun, akan menjadi mudah jika penulis mempelajarinya, menekuninya. Yang lebih penting, penulis perlu memiliki motivasi dan kepercayaan diri untuk mulai melakukannya.
Alhasil, menulis karya tulis ilmiah populer itu bukan hanya sekedar menulis. Tulisan harus menarik dan memiliki manfaat di masyarakat. Jika isinya tak menarik, orang tak akan meliriknya. Jika isinya tak bermanfaat, orang akan merasa hampa ketika membacanya.
Tulisan yang menarik dan bermanfaat itulah yang akan menjadi nutrisi pembangunan masyarakat. Bangunan konstruksi menuju masyarakat yang berwawasan luas, memiliki kemampuan berpikir dan intelektualitas yang tinggi.
[Baca Juga: Ujian yang Tersembunyi bagi Manusia]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H