Elaborasi dan opini adalah bagian krusial dalam melakukan interpretasi sebuah bacaan. Elaborasi dan opini menunjukkan intelektualitas penulis dalam melakukan pembahasan.
Elaborasi dan opini juga akan menghindari penulis menjadi seorang pencontek. Lebih jauh lagi, elaborasi dan opini menunjukkan bahwa penulis mampu memahami batasan-batasan plagiarisme, sebuah kebohongan intelektual yang tak elok untuk dilakukan.
Elaborasi dan opini juga yang akhirnya membuat kita memahami maksud dari analogi teko di awal pembahasan tadi. Untuk bisa mengelaborasi dan memberikan opini dengan baik, teko intelektualitas seorang penulis perlu diisi dengan berbagai informasi yang baik dan relevan. Sehingga pada waktunya diperlukan, penulis bisa mengeluarkan berbagai macam isinya dan menuangkan berbagai macam warnanya ke dalam tulisan.
Menulis karya tulis ilmiah populer itu sulit, tapi juga mudah. Sulit jika tak ada kemauan dan motivasi dalam diri, tak memahami teknisnya, tak tahu darimana harus memulainya, bagaimana melanjutkan dan menyelesaikannya. Namun, akan menjadi mudah jika penulis mempelajarinya, menekuninya. Yang lebih penting, penulis perlu memiliki motivasi dan kepercayaan diri untuk mulai melakukannya.
Alhasil, menulis karya tulis ilmiah populer itu bukan hanya sekedar menulis. Tulisan harus menarik dan memiliki manfaat di masyarakat. Jika isinya tak menarik, orang tak akan meliriknya. Jika isinya tak bermanfaat, orang akan merasa hampa ketika membacanya.
Tulisan yang menarik dan bermanfaat itulah yang akan menjadi nutrisi pembangunan masyarakat. Bangunan konstruksi menuju masyarakat yang berwawasan luas, memiliki kemampuan berpikir dan intelektualitas yang tinggi.
[Baca Juga: Ujian yang Tersembunyi bagi Manusia]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H