Oleh karenanya, untuk bisa meyampaikan semangat keilmuan kepada rasa cinta yang hakiki pada generasi diperlukan pemahaman amir takwini dan amir tasyri'i secara bersamaan.Â
Yakni, perlu adanya pemahaman bahwa segala sebab mungkin terlihat sebagai penyebab, tetapi sebab tidak bisa menjadi penyebab pada sebuah hakikat. Karena penyebab yang hakiki adalah hal yang berbeda.
Jika ilmu pengetahuan tidak berada pada tangan orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat dan pemahaman akan hakikat keilmuan yang baik, maka ilmu pengetahuan tidak akan bisa selamat dari lingkaran naturalisme, positivisme, dan materialisme.
Kita sangat membutuhkan pengenalan dan pengetahuan yang layak tentang Penyebab dari segala sebab, memahami dengan benar tugas hakiki manusia sebenarnya, dan juga memahami dengan benar hubungan antara manusia sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai penciptanya.
Itu semua sangat tergantung dengan pembentukan fondasi lingkungan keilmuan yang sesuai, pengarahan generasi kepada pencarian ilmu pengetahuan, dan pemberian apresiasi atau hadiah terhadap sebuah kesuksesan yang mereka raih.
Sebenarnya, apresiasi atau hadiah terbesar adalah ketika ilmu yang mereka dapatkan berubah menjadi marifat, lalu marifat berubah menjadi muhabbah, dan dengan itu akan menjadi wasilah bagi mereka memperoleh ridha Tuhannya.
Meskipun seperti itu, apresiasi atau hadiah yang bersifat materi juga tak boleh dilupakan. Ada pemahaman di masyarakat yang mengatakan bahwa marifat mengikuti iltifat (pengarahan atau pemberian yang baik).Â
Sejatinya, pemahaman yang seharusnya  adalah iltifat mengikuti marifat. Artinya, semua yang kita lakukan hanya untuk mendapatkan ridha Allah semata (marifat), tanpa menunggu adanya materi yang diberikan (iltifat).
Alhasil, dalam membentuk generasi yang memiliki rasa cinta kepada hakikat diperlukan dukungan jasmaniyah dan maknawiyah, moriil dan materiil dari masyarakat.
Kita perlu menyiapkan lingkungan yang sesuai dan melakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawab kita agar tercipta generasi yang berkualitas, memiliki kapasitas dan kapabilitas.Â
Jika kita tidak melakukannya, generasi yang kita dambakan tak akan pernah terbentuk, dan kita akan terus berada pada fase menunggu yang entah kapan akan berakhir.