Orang-orang dengan sangat mudahnya menghina, mengolok-olok, berperilaku rasis, membully, dan berbagai macam tingkah laku yang tidak menunjukkan keluhuran akhlak dan moral kemanusiaan.
Sebagai pemerhati pendidikan, saya merasa kini saatnya kita kembali berpikir kritis untuk mengurai permasalahan ini. Kita seharusnya bisa kembali duduk bersama memikirkan bagaimana caranya meningkatkan kembali penanaman pendidikan karakter pada diri siswa.Â
Berkaca pada kasus ini saya berpikir adanya urgensi untuk meningkatkan kembali pendidikan moral dan karakter di sekolah. Tak bisa dipungkiri, sekolah seharusnya bisa menjadi salah satu tempat yang bisa dijadikan agen perubahan karakter pada diri siswa.Â
Selama ini, pendidikan karakter di sekolah mungkin diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran. Hal ini terkadang membuat penanaman karakter tidak maksimal dilakukan, bahkan terkadang cenderung terlupakan.
Yang perlu dilakukan sekarang adalah kita kembali melihat pola pendidikan karakter tersebut. Apakah ada yang salah dari pola tersebut? Bagian mana yang belum maksimal dilakukan? Bagaimana cara meningkatkannya? Strategi apa yang perlu dilakukan agar pendidikan karakter ini benar-benar bisa bermakna di benak siswa?
Tidak mudah menjawab pertanyaan itu semua. Ini menunjukkan bahwa menanamkan pendidikan karakter memerlukan kerja keras dan usaha maksimal bersama.Â
Guru, staf, karyawan, orang tua dan masyarakat harus memiliki cara pandang yang sama dalam mendidik karakter siswa. Dengan kesamaan cara pandang, efektivitas pendidikan karakter mungkin akan lebih terasa.
Alhasil, kasus-kasus pelanggaran hukum terkait ujaran kebencian yang menyinggung isu SARA sangat berpotensi memecah belah masyarakat. Dengan adanya provokasi, bisa saja menyebabkan tersulutnya konflik di masyarakat.
Jalan keluar yang bisa ditawarkan adalah dengan kembali memperhatikan pendidikan. Baik pendidikan terkait intelektualitas maupun pendidikan moral dan karakter pada diri siswa. Ini menjadi tugas berat sekaligus tugas suci yang perlu kita lakukan secara bersama.
[Baca Juga: Menyoal Fokus dan Keseriusan Siswa Belajar Daring]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H