Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Setelah Growth Plan Lanjutkan dengan Action Plan

18 Januari 2021   14:35 Diperbarui: 18 Januari 2021   14:46 2981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana aksi adalah menuliskan target yang spesifik, terukur, terjangkau, relevan, dan memiliki jangka waktu yang jelas.

Keenam, mengkomunikasikan rencana aksi kepada seluruh anggota tim. Hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan siapa saja yang perlu mengetahui rencana aksi ini.

Mengkomunikasikan bisa dilakukan dengan berbagai media dan peralatan sosialisasi, baik tertulis atau secara lisan, baik manual atau digital, baik secara formal atau non-formal.

Ketujuh, melakukan implementasi, monitor dan evaluasi terhadap rencana aksi yang telah dibuat. Artinya harus dipastikan tindakan berjalan dengan baik. Peran pimpinan sangat krusial pada fase ini.

Monitor dan evaluasi sejatinya dilakukan secara berkala sehingga bisa dilakukan tinjauan kemajuan (progress review). Dengan adanya tinjauan kemajuan, kendala yang mungkin terjadi bisa langsung diintervensi sehingga akan meminimalisir kemungkinan permasalahan yang lebih besar.

Semua langkah rencana aksi ini memerlukan dedikasi dan komitmen yang kuat dari seluruh anggota organisasi untuk bersama menyukseskan apa yang sudah direncanakan. Jika tidak, rencana hanya akan menjadi dokumen tertulis yang tidak pernah terealisasikan dengan baik.

Ada istilah yang sangat cocok menggambarkan rencana aksi ini, "Tuliskan yang akan dilakukan dan lakukan apa yang sudah dituliskan." Maknanya, rencana tanpa aksi atau aksi tanpa rencana sama-sama membahayakan. 

Alhasil, meskipun pandemi masih melanda dunia, merencanakan pengembangan (growth plan) dan melanjutkannya dengan rencana aksi (action plan) bukanlah hal yang salah untuk dilakukan. Justru hal ini sangat perlu dilakukan. 

Mengapa? Karena pandemi adalah krisis, dan krisis adalah keadaan tak menentu, apapun bisa terjadi. Sambil kita berusaha mencari solusi untuk keluar dari krisis, pada waktu yang bersamaan kita bisa memikirkan langkah kita kedepannya.

[Baca Juga: Konsep "SMART" Menetapkan Target Pendidikan]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun