Hari ini saya mengikuti webinar yang berjudul "Time Management Skills That Improve Online Learning." Sekilas saya berpikir bahwa akan dijelaskan bagaimana seorang guru seharusnya mempunyai kemampuan mengelola waktunya ketika mengajar daring.
Pikiran saya melayang membayangkan bagaimana seorang guru mengatur waktu ketika akan memulai pembelajaran. Saya menduga narasumber akan menunjukkan kepada kami rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menjelaskan pembagian waktu pembelajaran daring yang baik yang meliputi pembukaan, kegiatan inti, dan penutupan yang juga mencakup penilaian di dalamnya.Â
Ternyata dugaan saya salah. Narasumber mengangkat sisi lain dari kemampuan manajemen waktu dalam mengajar daring. Terus terang, sisi lain ini tak terpikirkan oleh saya. Mungkin karena saya terlalu fokus pada pemahaman saya tentang manajemen waktu yang terlalu sempit.
Sisi Lain Manajemen Waktu
Lantas, apa sebenarnya sisi lain kemampuan manajemen waktu dalam pembelajaran yang dijelaskan oleh narasumber?
Seperti kita tahu, pembelajaran memiliki dua sisi, sisi guru dan sisi siswa. Guru dan siswa adalah dua aktor yang berperan penting di dalam berjalannya pembelajaran. Dalam memahami manajemen waktu pembelajaran, guru dan siswa tak bisa dipisahkan. Guru sebagai aktor yang berperan mengatur waktu, sejatinya juga harus melihat dan memperhatikan kedua sisi, dari sisinya sendiri dan dari sisi siswanya. Baik pembelajaran daring maupun offline hal ini tidak berbeda.
Sisi lain yang saya maksud adalah bahwasanya manajemen waktu yang dibahas lebih banyak berfokus dari sisi siswanya. Inilah hal yang berbeda, yang tidak terpikirkan oleh saya. Webinar ini membahas tentang bagaimana manajemen waktu dalam mengajar daring seharusnya dilakukan dengan memperhatikan kondisi siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Ini artinya, proses belajar siswa harus dijadikan prioritas utama dalam manajemen waktu.
Hal pertama dan utama yang perlu diperhatikan adalah bagaimana guru seharusnya bisa membuat siswa untuk fokus dalam pembelajaran. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa ketika siswa fokus, maka siswa akan lebih mudah menyerap pelajaran sehingga waktu pembelajaran bisa digunakan lebih efektif.
Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk bisa membuat siswa untuk fokus pada pembelajaran. Misalnya, guru sebisa mungkin meminimalisir distraksi belajar, menstimulasi siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran, dan juga guru bisa mendesain kegiatan pembelajaran daring yang lebih mengedepankan interaksi. Yang terakhir ini yang memerlukan perhatian khusus.
Pertanyaannya, bagaimana mendesain kegiatan pembelajaran interaktif secara daring? Bukankah hal ini adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan?
Dalam webinar, saya mencatat paling tidak ada tiga cara teknis yang disarankan untuk membuat pembelajaran daring lebih interaktif.