Salah satu permainan outbond yang kami ikuti adalah susur sungai. Sudah pastinya, sungainya tidak dalam dan tak berbahaya. Lagi pula terdapat banyak panitia yang mengawasi kegiatan kami sehingga outbond aman dilakukan. Makanya kami berani mengikuti outbond ini.
Yang menarik, siswa-siswa yang tidak berhasil menyusuri sungai sampai garis akhir adalah siswa-siswa yang dikenal sulit diatur ketika belajar di dalam kelas. Sebenarnya, ketika di kelas anak-anak ini begitu dominan atas teman-temannya yang lain, bahkan terkesan sok jagoan ketika berinteraksi antar sesama siswa.
Ternyata, di realitas kehidupan justru anak-anak yang seperti itu yang mengalami kesulitan dan akhirnya gagal mencapai tujuan. Ini menjadi pembelajaran buat mereka bahwa realita kehidupan itu sulit, maka arahan dan bimbingan guru dan orang tua harus benar-benar didengarkan dan diperhatikan jika ingin mencapai tujuan.Â
Ini menjadi pengalaman yang sulit saya lupakan. Ini juga menjadi bukti nyata bahwa kegiatan reading camp bisa membawa warna baru bagi pendidikan, terkhusus pendidikan karakter siswa.
Alhasil, mengubah tradisi class meeting dengan reading camp bisa saja dilakukan, jika memang terasa lebih bermanfaat. Mengubah tradisi tidak selalu berdampak buruk. Jika perubahan bisa membawa perbaikan, maka tak salah untuk dilakukan, bukan?
[Baca Juga: Hadiah Terbesar di Hari Ultah Anak]