Yang menarik, pada kasus OTT sebelumnya, yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, partai yang terkena imbasnya adalah partai yang melawan partai penguasa saat ini pada pilpres terakhir. Uniknya, partai yang melawan petahana ini, justru memutuskan untuk berkoalisi dan masuk ke pemerintahan.
Menakar Peta Kekuatan Politik 2024
Secara politik, kasus ini akan sangat berpengaruh pada peta kekuatan politik pada pemilu dan pilpres tahun 2024 mendatang.
Di masa periode keduanya, pemerintahan Jokowi dan partainya digoyahkan dengan tingkah laku para elit politiknya, baik elit partai politik partainya sendiri, maupun elit partai politik koalisinya.
Kondisinya mirip dengan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jilid 2 yang pada waktu itu banyak ditempa isu miring korupsi para kadernya dan anggota kabinetnya.
Akhirnya, 10 tahun pemerintahan SBY dan partai demokratnya harus terkena batunya. Pada pemilu 2009 Partai Demokrat meraih suara tertinggi 20,85%, tetapi pada pemilu 2014 perolehan suara Partai Demokrat turun drastis ke angka 10,19%. Penurunan suara ini sejalan dengan turunnya pamor pemerintahan SBY jilid 2 pada waktu itu.Â
Apa yang terjadi pada pemilu 2014 saat itu? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai oposisi meraup suara terbanyak dengan angka 18,95%. Ini sejalan dengan naiknya pamor tokoh PDI-P yang akhirnya terpilih menjadi Presiden, Bapak Joko Widodo.
Sama seperti pemerintahan SBY, periode pertama pemerintahan Jokowi berjalan mulus. Dampaknya suara PDI-P pun naik pada pemilu 2019 ke angka 19,33%. Pada 2019 bukan hanya pamor partai penguasa yang naik, tetapi pamor Partai Gerindra sebagai partai oposisi juga naik.
Duel kedua partai ini terlihat jelas pada pemilihan presiden yang menghadap-hadapkan keduanya. Dua kali duel yang sama terjadi pada pilpres 2014 dan 2019. Keduanya memenangkan Jokowi dengan PDI-Pnya dengan perbedaan suara yang tipis.
Secata perhitungan politik, andai Partai Gerindra tidak masuk berkoalisi pada pemerintahan sekarang, sangat besar kemungkinan Partai Gerindra bisa unjuk gigi pada pemilu yang akan datang.
Namun, apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang, Gerindra ada di koalisi. Banyak yang membaca masuknya Gerindra ke koalisi adalah salah satu strategi besar memuluskan Prabowo untuk menjadi Presiden di tahun 2024.Â
Kita masih ingat, Megawati sebagai pimpinan tertinggi PDI-P pernah bersatu dengan Prabowo, mencoba melawan kedigdayaan SBY pada pilpres 2009, meskipun harus menelan pil pahit dengan kekalahan telak saat itu.