Besok, 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Tanggal 25 November diambil dari Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI). Tahun ini PGRI sudah memasuki usia ke-75, seumuran dengan negara kita.
Artikel ini saya tulis setelah selesai mengajar daring pagi hari ini. Sebagai seorang guru, saya ingin menyambut HGN dengan sebuah refleksi. Terutama refleksi terkait dengan pembelajaran daring yang sedang kita jalani saat ini.
Kesetimbangan Kimia dan Guru
Kebetulan, hari ini saya mengajar topik kesetimbangan kimia pada siswa kelas 11. Ternyata kesetimbangan banyak juga maknanya dalam kehidupan. Ketika saya merefleksikannya dengan siswa banyak hal menarik terungkap. Dalam kehidupan biasanya kata kesetimbangan memang tak banyak digunakan, biasanya masyarakat lebih banyak menggunakan  kata sinonimnya, yaitu keseimbangan.
Namun, sebagian orang membedakan kesetimbangan dan keseimbangan. Kesetimbangan biasanya menunjukkan suatu keadaan dimana 2 buah keadaan mengalami kesamaan dalam hal besaran, namun berbeda wujud maupun jenis. Sedangkan keseimbangan adalah suatu keadaan di mana 2 buah keadaan mengalami kesamaan dalam hal besaran, wujud maupun jenis.
Ada yang menarik ketika kita membahas kesetimbangan kimia. Diketahui, kesetimbangan kimia itu bersifat dinamis, tidak statis. Maksudnya, keadaan setimbang terjadi ketika reaksi bisa berjalan dua arah (reversible). Reaksi maju dan reaksi balik berjalan secara terus-menerus dan dengan kecepatan yang sama.
Kedinamisan yang membawa kesetimbangan atau keseimbangan dalam kehidupan bisa dilihat dari analogi sepeda. Untuk bisa seimbang ketika naik sepeda, seseorang harus terus mengayuh pedalnya. Jika berhenti mengayuh, kesimbangan akan goyah, dia bisa jatuh dari sepeda.
Seorang guru pun mirip sebuah reaksi kesetimbangan. Seorang guru harus dinamis untuk menjaga keseimbangan. Ada sebuah kalimat bijak, "Hidup itu seperti bersepeda, jika kamu ingin menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus bergerak maju."Â
Begitulah kiranya seorang guru, harus terus bergerak. Jika tak bergerak, guru tak akan bisa maju. Guru yang tak aktif bergerak bisa berbahaya. Air yang diam dan tidak mengalir saja biasanya menjadi sumber penyakit dan menyebabkan air berbau tak sedap.Â
Begitu juga guru yang malas bergerak, pastinya tidak akan banyak bermanfaat, bahkan bisa merugikan. Merugikan dirinya, merugikan sekolah, dan pastinya merugikan siswanya.
Keseimbangan Guru di Masa Pandemi
Di masa pandemi, pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling terkena dampaknya. Sekolah ditutup, siswa dirumahkan, dan pembelajaran harus berubah menjadi pembelajaran daring.