Tentu saja "tidak". Jika seperti ini, pendidikan akan berjalan timpang. Hal ini sering juga terjadi. Terkadang orang tua terlalu sibuk, sehingga tak sempat memperhatikan anaknya dalam belajar. Orang tua menyerahkan masalah pendidikan sepenuhnya kepada guru/sekolah, tanpa adanya cek dan ricek atau terlibat dalam kontrol dan evaluasi.
Dalam hal ini, orang tua terkesan cuci tangan terhadap pendidikan anaknya. Jika seperti ini, sekolah tak ubahnya sebuah bengkel yang dititipkan kendaraan untuk dilakukan service.
Lantas, apa yang seharusnya dilakukan orang tua untuk benar-benar memahami amanah yang mereka berikan kepada guru?
Jika amanah itu seakar dengan iman, maka perlu kita mengkorelasikannya. Dalam agama, iman itu harus diyakini dengan keyakinan yang sempurna. Kita menyebutnya tahkiki iman. Lawannya adalah taklidi iman, yakni iman yang hanya ikut-ikutan, ikut orang tua, ikut keluarga atau ikut lingkungan.
Semua kita memang biasanya terlahir dengan taklidi iman. Dengan berjalannya waktu seharusnya taklidi iman bisa diubah menjadi tahkiki iman. Caranya, dengan belajar dan berpikir. Cek dan ricek semua keraguan yang ada di dalam hati tentang keimanan. Lalu, mencari jawabannya dari sumber dan bimbingan yang benar.
Begitu juga halnya orang tua, ketika memberikan anaknya sebagai amanah kepada guru/sekolah harus disertai cek dan ricek yang baik dan benar.
Intelektual dan inspirator pendidikan Muhammad Fethullah Gulen pernah berkata dalam bukunya, "Orang tua tidak hanya perlu memenuhi kebutuhan jasmaniyah anak-anaknya, kebutuhan ruh dan jiwa anak-anaknya pun harus dipenuhi dengan menyerahkannya pada pendidik yang berkualitas dan terpercaya."
Jika orang tua sudah yakin dan percaya kepada pilihan guru/sekolah tempatnya akan menitipkan anaknya, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengintensifkan komunikasi dengan guru/sekolah sebagai penerima amanah. Inilah yang seharusnya dilakukan orang tua.
Tentang Amanah Guru
Terkait masalah amanah siswa, bukan hanya orang tua yang memahami. Guru sebagai penerima amanah juga harus benar-benar bisa menjaga dan mementingkan amanah yang diberikan kepadanya.
Tugas seorang guru adalah memberikan hak-hak siswa dalam belajar dengan baik. Ketika melakukan ini, guru seharusnya bisa mengeluarkan segenap kemampuan semaksimal mungkin dengan penuh kelayakan. Artinya guru seharusnya bisa benar-benar serius dan memfokuskan diri dalam mendidik siswa.
Guru juga harus sering-sering mengontrol diri, melakukan evaluasi akan apa yang sudah dilakukannya. Idealnya, evaluasi dilakukan dengan mengkomunikasikannya kepada orang tua.Â