Kemarin (12 November 2020) satgas covid-19 mengadakan konferensi pers tentang perkembangan penanganan covid-19 yang disiarkan langsung di kanal youtube Sekretariat Presiden. Kebetulan, acara ini bertepatan dengan diperingatinya Hari Kesehatan Nasional yang ke-56.Â
Hari Kesehatan Nasional
Keterangan pers disampaikan oleh juru bicara satgas covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Prof Wiku menyampaikan tiga poin berkenaan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional.
Pertama, Hari Kesehatan Nasional perlu kita jadikan momentum agar senantiasa bersyukur terhadap nikmat sehat yang masih Tuhan anugerahkan kepada kita.Â
Kedua, peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun ini berbeda karena kita berada pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat, yakni pandemi covid-19. Diharapkan peringatan Hari Kesehatan Nasional dijadikan refleksi bagi manusia mengenai betapa pentingnya kesehatan sebagai modal untuk tetap produktif.
Ketiga, kita diajak ikut menyemarakkan peringatan Hari Kesehatan Nasional ini dengan bersama-sama terus  menjaga diri, keluarga dan masyarakat dengan terus disiplin melakukan protokol kesehatan.
Hari Ayah Nasional
Di sisi lain, di hari yang sama (12 November 2020) diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Hari Ayah Nasional tidak sepopuler Hari Ibu. Hari Ayah Nasional muncul atas prakarsa Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).
Sejarahnya, PPIP merayakan Hari Ibu dengan mengadakan Lomba Menulis Surat untuk Ibu pada tahun 2014. Mereka berpikir, mengapa hal yang sama tidak dilakukan juga untuk Ayah? Sejak saat itu PPIP memperjuangkan agar diadakan peringatan Hari Ayah Nasional, karena Ayah juga merupakan sosok penting dalam keluarga. Akhirnya, PPIP menggelar deklarasi deklarasi Hari Ayah Nasional di Surakarta pada 12 November 2016.
Rasanya, kedua hari peringatan ini tidak banyak orang yang tahu. Coba kita bandingkan dengan Hari Pahlawan yang baru saja kita peringati tanggal 10 November kemarin, atau Hari Guru yang akan segera kita sambut dan rayakan pada tanggal 25 November nanti. Kedua hari peringatan tersebut biasanya diperingati secara meriah.
Berkenaan dengan Hari ayah Nasional kemarin, saya tergeli melihat tayangan status wa seorang kawan. Status itu dia tayangkan sebagai keterangan sebuah gambar ucapan Selamat Hari Ayah.
Kira-kira seperti ini isinya, "Selamat Hari Ayah dari anakku. Sebenarnya buat saya ini rasa baru, karena sejak kecil biasa menghayati Hari Ibu dan Hari Anak. Semoga saja tidak akan ada hari tetangga (icon tersenyum-menandakan dia bercanda), karena kalau ngga salah sudah ada Hari Keluarga. Tinggal selangkah lagi potensi tetangga minta diperingati (icon tersenyum)."