Dalam ilmu Kimia dikenal sebuah teori yang berhubungan dengan kinetik (pergerakan) partikel. Teori ini dikenal bernama "Teori Tumbukan".
Teori tumbukan adalah suatu teori yang diusulkan oleh Max Trautz pada tahun 1916 dan William Lewis pada tahun 1918. Kedua ilmuwan ini bekerja secara terpisah dalam mencetuskan teori ini. Â Teori ini secara kualitatif menjelaskan bagaimana reaksi kimia terjadi dan bagaimana laju reaksi berbeda bagi reaksi yang berbeda pula.
Teori tumbukan menyatakan bahwa ketika partikel reaktan yang sesuai saling bertumbukan, hanya sejumlah tumbukan tertentu yang menyebabkan perubahan kimia yang nyata atau signifikan, perubahan yang berhasil ini disebut sebagai tumbukan yang sukses.
Tumbukan yang sukses ini disebut dengan tumbukan efektif. Jumlah tumbukan efektif ini yang akan menentukan laju sebuah reaksi, apakah cepat atau lambat.
Efektivitas
Kata efektif penting untuk dipahami. Dalam KBBI, kata efektif memiliki beberapa makna. Dalam konteks reaksi ini, efektif berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektif juga memiliki makna memiliki efek, manjur atau mujarab (berhubungan dengan obat), mulai berlaku (berhubungan dengan peraturan).
Dapat dipahami, efektivitas berhubungan dengan hasil atau efek yang terjadi setelah sesuatu berlangsung.
Misalnya, belajar yang efektif adalah belajar yang menghasilkan pemahaman yang baik. Pemahaman biasanya diukur dengan nilai yang bisa berupa skala angka atau huruf.
Lantas, jika orientasinya hasil, apakah efektivitas tidak berhubungan dengan proses?Â
Jika saya merujuk kepada teori tumbukan, semestinya proses tidak bisa dinafikan. Untuk mendapatkan tumbukan yang efektif diperlukan energi yang cukup dan kesesuaian orientasi pada tumbukan. Bukankah kecukupan energi dan kesesuaian berhubungan dengan proses?
Misalnya, ketika seorang siswa ingin belajar dengan efektif, seorang siswa perlu memiliki energi yang cukup dan kesesuaian dalam proses belajarnya.
Energi dalam belajar ada dua macam, energi jasmani dan rohani. Energi jasmani didapat dengan pola hidup yang sehat dan seimbang. Makan teratur, olahraga teratur, dan istirahat teratur akan membantu performa energi jasmani dalam belajar.
Energi rohani juga tak kalah penting. Motivasi, semangat, dan dorongan dalam diri harus diperhatikan. Energi rohani juga bisa didapat dari nilai-nilai spiritual dalam diri. Berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan terkadang juga memberikan energi yang besar kepada manusia.
Terkadang kurangnya energi jasmani mempengaruhi rohani, begitupun sebaliknya. Yang terakhir disebut dengan psikosomatik. Gangguan fisik yang dipengaruhi pikiran atau emosi.
Selain energi, kesesuaian dalam belajar juga penting. Kita bisa melihat kesesuain dari dua sisi. Sisi kesesuaian cara belajar diri dan sisi kesesuain cara belajar yang bergantung pada setiap mata pelajaran.
Dalam teori cara belajar (learning style) setiap manusia memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Ada yang visual, auditori, dan kinestetik. Ada juga yang sukanya belajar sendiri, atau berdiskusi. Mengetahui cara belajar diri yang sesuai akan membantu siswa mencapai efektivitas belajar.
Kesesuaian cara belajar berdasarkan mata pelajaran juga penting. Belajar Matematika harus banyak melatih diri dengan mengerjakan soal. Tanpa banyak mengerjakan soal, terkadang siswa tak memahami bahwa dirinya apakah benar-benar sudah paham atau belum paham atas sebuah materi.
Ketika mengerjakan soal, siswa akan memahami kekurangan dirinya. Kekurangan ini terkadang tidak terdeteksi tanpa rajin mengerjakan soal.
Cara belajar pelajaran Sejarah beda lagi. Siswa perlu banyak membaca ketika belajar Sejarah. Dengan membaca semakin luas wawasan yang akan didapatkan. Wawasan yang luas penting dan perlu dalam rangka mempelajari secara mendalam hikmah sebuah peristiwa. Tanpa banyak membaca, pelajaran Sejarah akan sulit dipahami dan esensi hikmah sebuah peristiwa tak akan bisa dipetik dengan mudah.
Efisiensi
Kesesuaian dalam melakukan sebuah proses yang efektif pastinya berhubungan erat dengan waktu, tenaga, dan biaya (dalam konteks ekonomi). Hal ini yang disebut dengan efisien.Â
Dalam KBBI, efisien berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).
Oleh karenanya kata efektif selalu bersanding dengan efisien. Keduanya saling melengkapi. Sesuatu yang efisien pastinya didahului efektivitas. Tak ada efisiensi tanpa memikirkan efektivitas.Â
Sebaliknya, efektivitas bisa saja dicapai tanpa efisiensi. Namun, efektif tetapi tidak efisien biasanya menghasilkan ketertinggalan, lambat dalam mencapai keberhasilan.
Alhasil, cara paling efektif dalam melakukan sesuatu adalah melakukan sesuatu tersebut. Melakukan sesuatu adalah sebuah proses, dan proses tidak akan mengkhianati hasil. Hasil yang baik datang dari sebuah proses yang baik. Itulah yang disebut efektifitas dan efisiensi dalam melakukan sesuatu.
[Baca juga: Proyek Sains, Proses Psikomotorik Membentuk Jembatan Kognitif dan Afektif dalam Pendidikan]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI