"Tanggung jawab lebih dan lebih bertanggung jawab", itu perkataan Ibu Wakil Kepala Sekolah dalam rangka memberikan pesan dan motivasi kepada siswa yang terpilih masuk ke tim Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2021 sekolah kami.
Kalimat tersebut memiliki makna yang penting. Artinya, karena memiliki tanggung jawab lebih, maka perlu menunjukkan sikap yang lebih bertanggung jawab.
Tim KSN
Sebagai siswa yang terpilih masuk ke dalam tim KSN, siswa dituntut untuk bisa membagi waktunya antara fokus belajar pelajaran sekolah reguler dan belajar persiapan KSN .
KSN memang bukan kompetisi biasa. KSN adalah kompetisi para siswa-siswa yang memiliki kemampuan sains terbaik di negeri ini. Bisa dibilang ini adalah kompetisi para jenius yang datang dari berbagai daerah. Kompetisi ini juga adalah kompetisi sains paling prestisius di negeri ini.
Tak pelak, pada kompetisi ini, terjadi persaingan yang sangat ketat. Peserta perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk bisa berprestasi. Bahkan terkadang kemampuan saja tidak cukup untuk bisa membawa prestasi, diperlukan juga mental yang kuat, mental juara yang ada pada diri peserta.
Selain harus berjuang dengan materi-materi berat persiapan KSN, anggota tim KSN juga harus bisa mengikuti pelajaran sekolah reguler dengan baik. Keduanya harus berjalan dengan baik, tanpa ada yang tertinggal.Â
Meskipun terkadang siswa harus meninggalkan kelas karena kepentingan pelatihan KSN, siswa dituntut harus mampu mengejar kekurangan materi atau tugas yang diberikan guru pada pembelajaran reguler di kelas.
Jadi, pelajaran reguler sekolah dan persiapan KSN harus berjalan selaras. Inilah tanggung jawab lebih yang mesti diemban anggota tim KSN. Tidak mudah memang, terkadang memerlukan pengorbanan dan determinasi.
Ketika teman-teman yang lain bisa santai-santai, berleha-leha dan bersenda gurau di waktu istirahat, anggota tim KSN harus duduk di meja belajar, berlatih keras, menguji diri dengan soal-soal KSN yang terkadang guru pun kesulitan memahaminya.
KSN Menempa Mental
Pada kenyataannya, tanggung jawab lebih yang diemban anggota tim KSN mampu menempa mental mereka. Tanggung jawab lebih membuat mereka lebih bertanggung jawab, lebih disiplin, lebih rajin, lebih mandiri, lebih tahan banting, dan lebih kuat mentalnya.
Di kelas yang saya ajar, kebetulan ada siswa yang mengikuti KSN 2020 yang baru saja berakhir beberapa minggu lalu. Setelah KSN berakhir, siswa ini kembali masuk ke kelas reguler, setelah beberapa minggu tidak bisa mengikuti pembelajaran reguler dikarenakan mengikuti KSN.
Ketika saya mengontrol performa siswa di pelajaran, saya dapati siswa ini justru menunjukkan performa yang luar biasa, dibandingkan siswa lain yang tidak mengikuti KSN.
Disaat siswa yang lain hanya bisa menyelesaikan 10 soal, siswa ini bisa menyelesaikan 40 soal, padahal dia belum pernah masuk ke dalam kelas sebelumnya.Â
Dari sini kita bisa pahami bahwa sifat kemandirian dan kerajinan menjadi buah dari mental yang lebih bertanggung jawab dari siswa itu. Inilah sejatinya nilai penting yang dia dapatkan dari bergabungnya dia di KSN. Nilai inilah yang lebih berharga dari sekedar medali yang diraih di kompetisi.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Prinsip "Tanggung jawab lebih, dan lebih bertanggung jawab" juga bisa digunakan sebagai alat bantu pada penguatan pendidikan karakter (PPK). Prinsip ini bisa dijadikan cara efektif untuk memberikan motivasi kepada siswa.
Dulu, ada seorang teman guru yang memberikan tugas ketua kelas kepada siswa yang paling sulit diatur. Langkah ini tidak biasa. Biasanya ketua kelas dipilih dari siswa yang paling mudah diatur.
Ternyata, tujuan guru ini adalah untuk mengajarkan tanggung jawab kepada siswa tersebut. Dengan memberikan tanggung jawab lebih, guru ini bermaksud menjadikan siswa tersebut lebih bertanggung jawab.
Sudah pastinya, guru ini tidak hanya membiarkan siswa tersebut. Dengan memilihnya menjadi ketua kelas, guru ini sebenarnya membuka jalan untuk bisa semakin sering bertemu dengan siswa tersebut.Â
Semakin sering bertemu, semakin banyak kesempatan guru ini untuk menjelaskan betapa pentingnya menjadi individu yang bertanggung jawab.Â
Ditambah lagi dengan kedudukannya sebagai ketua kelas, membuat dirinya memiliki tanggung jawab lebih. Ini juga membuatnya membutuhkan sikap bertanggung jawab yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang lain.
Pada akhirnya, siswa ini menjadi siswa yang lebih bertanggung jawab dan lebih bisa diatur sikapnya.
Sebuah Refleksi
Mari perhatikan, apa yang dilakukan guru ini untuk merubah siswanya? Sebenarnya, sangat sederhana, dia hanya memberi tanggung jawab lebih kepada siswa, lalu diikuti dengan pembinaan yang intens.
Ya, prinsip "Tanggung jawab lebih, dan lebih bertanggung jawab" pada penguatan pendidikan karakter akan memberikan hasil jika diikuti dengan pembinaan intens, follow up, dan kontrol.Â
Jika siswa dibiarkan dengan tanggung jawab lebihnya tanpa ada penguatan, maka cara ini tidak akan bermakna apa-apa, bahkan justru cara ini bisa menjerumuskan siswa ini, dan seluruh siswa yang ada di kelasnya.
Perlu diingat, cara ini tidak selalu berjalan dengan baik. Ada banyak faktor yang menentukan. Oleh karenanya, sebelum menggunakan cara ini, guru perlu memperhatikan dan memahami konteks, situasi, dan kondisi di dalam kelas.
Alhasil, terkadang siswa memahami tanggung jawab sebagai beban. Tanggung jawab tidak menjadi beban jika dilakukan dengan lebih bertanggung jawab. Tugas kita sebagai seorang guru untuk merubah pemahaman seperti itu.Â
Dengan memberi siswa tanggung jawab lebih, diharapkan bisa menjadi wasilah bagi seorang guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa untuk menjadi siswa yang lebih bertanggung jawab.
[Baca Juga: Urgensi Memahami dan Menghargai Keunikan Peserta Didik]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H