Nyamuk hanya sekedar menjadi perantara. Nyamuk tak tahu kalau dirinya telah terkontaminasi bakteri dan virus dari orang yang sakit. Andai nyamuk bisa tahu keberadaan bakteri dan virus pada seseorang yang sakit, pastinya nyamuk tidak akan menggigitnya. Jika hal ini terjadi, bakteri dan virus tak akan menyebar, penyakit tak akan menular, dan nyamuk pun tidak dijadikan kambing hitam.
Jadi, salahkah nyamuk? Tidak rasanya. Meskipun nyamuk tak bisa disalahkan, lantas mengapa penyebaran penyakit terjadi? Apa hikmahnya bagi kita manusia?
Ternyata, ketika nyamuk menggigit tubuh kita, secara tidak langsung, nyamuk menstimulasi aktifnya sistem imun yang ada pada diri kita. Tubuh bereaksi dengan mengeluarkan antibiotik penangkal bakteri dan virus. Akhirnya manusia akan lebih imun dan aman dari penyakit. Bukankah hal ini adalah penting bagi tubuh kita?
Selain itu, penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang dibawa oleh nyamuk membuat manusia berusaha keras menemukan obat penawarnya. Manusia dipaksa menggunakan nalar dan logikanya untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Bukankah ini yang memang seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk berakal?
Rakyat Kecil yang TerlupakanÂ
Itulah nyamuk, makhluk kecil yang diciptakan Tuhan. Kecil tapi bermakna, meskipun yang kecil terkadang terlupakan.
Lihatlah rakyat kecil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi pemerintah rakyat kecil mungkin tak penting, laksana nyamuk dalam kehidupan.Â
Namun perlu diingat, rakyat kecil juga memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau tak ada rakyat kecil, tak mungkin ada pemerintahan.
Dalam demokrasi, pemerintah dipilih oleh rakyat, pemerintah bekerja untuk rakyat, dan sebenarnya pemerintah juga berasal dari rakyat, bagian dari rakyat. Betapa teganya jika pemerintah terpilih, yang dipilih sebagi wakil rakyat, tidak mementingkan rakyatnya, terutama rakyat yang dikategorikan sebagai "rakyat kecil".
Rakyat kecil pun bisa bertindak seperti nyamuk, "menggigit" dan "membuat gatal dan bentol" pemerintah. Seperti halnya nyamuk, tidak ada niat buruk di dalamnya. Tujuannya tulus, untuk menyambung kehidupan, mendapatkan keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah seharusnya sensitif akan hal ini, bukan justru reaktif menanganinya.
Alhasil, Tuhan memberikan perumpamaan kepada manusia untuk menjelaskan segala hakikat dengan bermacam makhluk hidup dan benda, baik yang kecil maupun besar.
Salah satunya adalah nyamuk yang mengajarkan kita bagaimana bertafakkur, mencari hakikat dan hikmah dalam kehidupan. Baik kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Semoga kita bisa memahaminya.