Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keajaiban Mungkin Saja Terjadi

13 Oktober 2020   17:38 Diperbarui: 13 Oktober 2020   17:45 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perlu keajaiban Pak!", itu jawaban singkat siswaku ketika kutanya bagaimana peluangnya mendapatkan medali di Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2020. 

Masih terlalu dini memang mebicarakan medali. Apalagi lomba baru saja dimulai. Tetapi dari jawaban siswaku tersebut rasanya kita sudah bisa memahami apa maksudnya.

Berdasarkan jadwal, KSN SMA 2020 berlangsung minggu ini. Tepatnya, dari tanggal 12-17 Oktober 2020 secara online. Ketika artikel ini kutulis (13/10/2020), mungkin siswaku tersebut sedang berjuang menghadapi susahnya soal-soal KSN tingkat SMA. 

Yang bisa kulakukan hanya berdoa, semoga diberikan kelancaran dan kemudahan. Masalah hasil, serahkan saja kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk mereka.

OSN Jadi KSN

KSN memang bukan kompetisi biasa. KSN adalah tempat berkumpulnya anak-anak pintar, bahkan super pintar/jenius dari seluruh Indonesia. 

KSN adalah nama baru. Sebelumnya kompetisi ini bernama Olimpiade Sains Nasional (OSN). Entah mengapa OSN berubah menjadi KSN. Isunya, ada masalah hak paten nama dari International Olympic Committee yang menyelenggarakan event olimpiade tingkat dunia. 

Ada juga yang mengatakan, ganti menteri, ganti nama. Karena  pergantian nama ini berbarengan dengan diangkatnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru, Mas Nadiem Makarim.

Menteri dan Kementrian wajah baru membawa perubahan birokrasi. Penyelenggara OSN pun kini dinaungi oleh badan baru bernama Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), tidak lagi dibawah direktorat SMA.

Secara teknis, tidak banyak perubahan pada format kompetisi. Kompetisi masih diadakan berjenjang dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Untuk level SMA, masih ada sembilan bidang yang dikompetisikan. 

Datangnya badai pandemi covid-19 di bulan Maret lalu, sempat membuat siswa calon peserta pesimistis. Rasanya, KSN tahun ini tidak menjadi prioritas. Semua elemen pendidikan fokus untuk membangun sistem pembelajaran daring. Banyak yang mengira KSN akan dibatalkan. Repot juga untuk mengadakan kompetisi prestisius tingkat nasional di tengah pandemi seperti ini.

Syukurnya, puspresnas berkomitmen untuk melanjutkan kompetisi ini. Kompetisi dipersiapkan untuk dilaksanakan secara online. Berbagai penyesuaian dilakukan, perubahan tak bisa dihindari. 

Ternyata, takdir Tuhan memang menghendaki bahwa perubahan nama KSN ternyata harus diikuti juga dengan perubahan format. Meskipun hal ini diluar dari perencanaan awal puspresnas.

KSN Online dan Hikmahnya

Kata bijak mengatakan, "Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya". Begitu juga dengan KSN tahun ini, meskipun dilaksanakan dengan segala keterbatasannya, tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Bahkan boleh dibilang nilai-nilainya lebih terasa.

Pendidikan itu selalu memiliki dua sayap. Sayap akademik dan karakter. Kehilangan satu sayap, tidak akan bisa membuat burung terbang. Kehilangan satu sayap tidak akan membuat pesawat seimbang. Keduanya harus ada dan keduanya harus saling melengkapi.

KSN itu biasanya dijadikan simbol akademik. Anak-anak pintar, super pintar/jenius berkumpul disini. Kepintaran/kejeniusan dan karakter yang baik harus bisa dipersatukan bahkan diintegrasikan. Ibarat jus, harus diblender supaya bercampur menjadi satu memberikan rasa yang lebih enak untuk dinikmati.

Jika tidak diperhatikan, anak-anak pintar dan jenius ini memiliki potensi besar untuk terjerumus kepada kesombongan, ego diri, materialis, bahkan ateis. Yang terakhir bisa membuat mereka salah memahami akan makna kehidupan yang hakiki. Akhirnya menjadikan ilmu pengetahuan menjadi Tuhan.

Dengan diadakannya kompetisi secara online setidaknya memberi kesempatan lebih bagi para pembimbing, pelatih dan pembina untuk lebih lagi menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta KSN.

Ada dua nilai karakter yang bisa dikedepankan, yaitu kejujuran dan disiplin diri. KSN bisa dijadikan instrumen penting dalam mempraktekkan keduanya.

Untuk kejujuran, panitia di puspresnas dari jauh-jauh hari telah mensosialisasikan pakta integritas yang harus diisi peserta. Dengan pakta integritas diharapkan peserta lebih bisa jujur dalam mengerjakan soal, mengedepankan kebenaran daripada sekedar mengejar jawaban yang benar.

Kebenaran dan kejujuran adalah saudara sekandung. Kejujuran berarti berkata dan bertindak yang benar. Benar disini tidak bermakna harus selalu memberikan jawaban yang benar pada setiap soal. Benar disini berarti mengerjakan soal sesuai dengan aturan. Jawaban bisa saja salah, tetapi jika soal dikerjakan sesuai dengan aturan, itulah kebenaran yang hakiki.

Nilai yang kedua adalah disiplin diri. Disiplin diri adalah bagian dari kedisiplinan. Kedisiplinan berarti ketaatan kepada peraturan. Disiplin diri berarti ketaatan kepada peraturan yang dimotori diri sendiri. Artinya harus ada inner motivation dalam diri.

Adanya disiplin diri membuat siswa mampu mempersiapkan dirinya sendiri, tanpa harus disuruh atau dikontrol orang lain. Sejatinya, kontrol terbaik adalah kontrol yang dilakukan oleh diri sendiri (auto control). Inilah kedisiplinan yang hakiki. Kedisiplinan yang tidak dibuat-buat oleh aturan, atau tidak diiming-imingi medali atau penghargaan.

Alhasil, perubahan nama OSN menjadi KSN seharusnya bisa membawa paradigma baru pembinaan siswa di sekolah. Siswa-siswa peserta KSN adalah aset bangsa yang sangat berharga. Perlu dibimbing dan diarahkan agar tidak salah jalan.

Bagi seluruh peserta KSN, pesanku adalah jagalah kejujuran dan disiplin diri. Dengan kejujuran dan disiplin diri, keajaiban mungkin saja terjadi. Kalaupun tidak terjadi, paling tidak nilai-nilai akademik dan karakter bisa didapatkan. Inilah tujuan pendidikan yang hakiki, bukan?

[Baca juga: Tak Ada Kata "Game Over" dalam Menangani Kecanduan Games pada Siswa]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun