Sasirangan (batik khas Kalimantan Selatan) itu akhirnya saya pakai juga. Sasirangan berwarna biru yang sudah enam bulan nangkrak di lemari.
Sasirangan biru ini adalah seragam yang diberikan siswa-siswi kami yang baru saja lulus tahun ini. Rencananya seragam sasirangan ini akan kami pakai di acara wisuda mereka yang direncanakan di bulan April yang lalu.
Cerita lika-liku wisuda sekolah kami pernah kuceritakan di salah satu artikel minggu lalu. Intinya corona mengacaukan semua rencana kami. Setelah melalui lika-liku yang panjang, minggu lalu diputuskan wisuda akan dilakukan secara virtual.Â
[Baca juga: Lika-liku Wisuda Sekolah Kami]
Wisuda yang Kesiangan
Dari mulai kemarin kami sibuk menyiapkan acara wisuda virtual hari ini. Tidak banyak acara yang akan dilakukan, hanya seremonial pengukuhan, perpisahan dan sambutan tanpa adanya acara hiburan. Pesertanya pun hanya diwakili oleh dua orang, sisanya mengikuti lewat virtual.
Acara yang biasanya sangat sakral dan dipersiapkan dari jauh-jauh hari, kali ini hanya dibuat sangat sederhana dan dipersiapkan hanya dalam waktu beberapa hari saja.
Kami berpikir momen wisuda tahun ini terasa sudah lewat. Kalau mau dibilang wisuda yang kami lakukan adalah wisuda kesiangan.Â
Kebanyakan siswa yang akan diwisuda sudah masuk ke universitas, bahkan beberapa ada yang ijin tidak mengikuti acara karena berbarengan dengan acara pengenalan kampus.
Ya, sudahlah, mau bagaimana lagi. Mungkin sudah menjadi suratan takdir. Setidaknya kami sudah berusaha. Melaksanakan seadanya lebih baik daripada tidak sama sekali bukan?
Kisah Sasirangan BiruÂ
Hari ini, Sabtu (12/9/2020) adalah hari wisuda kami. Pagi ini, saya mempersiapkan diri lebih awal. Saya harus mensetting peralatan yang akan kami gunakan pada wisuda virtual. Maklum, ini pengalaman pertama, pasti akan memerlukan waktu lebih lama untuk menyiapkan.