Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lomba "Semua Membacanya", Momentum Hari Aksara Internasional

8 September 2020   09:37 Diperbarui: 8 September 2020   09:35 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku(KucherAV via kompas.com, Gambar sudah diolah)

Setiap tanggal 8 September diperingati sebagai "Hari Aksara Internasional".

Hari Aksara Internasional (International Literacy Day) adalah salah satu program UNESCO yang bertujuan untuk mengingatkan masyarakat internasional akan pentingnya melek aksara bagi individu, komunitas dan masyarakat.

Membangkitkan Budaya Literasi

Bicara tentang literasi tak bisa lepas dengan baca dan tulis, dua komponen utama literasi. Dua komponen ini yang banyak didorong oleh pemerintah melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN).

Konon katanya Bill Gates membaca dua sampai tiga buku yang ditemukannya dalam waktu satu minggu. Itu baru konon katanya, apakah benar? Menurut saya bisa saja, jika membaca memang sudah menjadi kebutuhan baginya.

Berbeda dengan Bill Gates ada juga Prof Mujiburrahman, rektor UIN Antasari Banjarmasin. Kalau yang ini bukan konon katanya, tapi saya yang bertemu langsung dengan beliau.

Kala itu saya bertanya, "Bagaimana Bapak bisa banyak membaca?" Beliau menjawab, "Sulit membagi waktu di sela kesibukan pekerjaan, tetapi biasanya saya membaca dan menulis di weekend, mengisi waktu senggang di rumah."

Ternyata di hari Sabtu beliau biasa menulis jurnal penelitian sebagai tugasnya sebagai dosen. Hari Minggu, biasanya beliau meluangkan waktu 1-2 jam menulis ringan untuk mengisi kolom beliau yang diterbitkan rutin setiap hari senin di salah satu media massa terbesar di Banjarmasin.

Di sela-sela menulis beliau membaca. "Jika bukunya bagus, satu hari biasanya bisa selesai satu buku," ujarnya. 

[Baca juga: Baca Buku atau Membaca Buku, Apa Bedanya?]

Itulah mengapa setiap saya berbincang dengan beliau selalu ada hal menarik yang beliau sampaikan. Begitu juga tulisan-tulisan beliau selalu segar untuk dibaca.[1]

Jika saya perhatikan, semua yang beliau sampaikan atau tuliskan adalah berasal dari catatan-catatan dari buku-buku yang beliau pernah atau sedang membacanya.

Sejatinya Bill Gates dan Pak Mujiburrahman sedang menerapkan GLN dalam kehidupannya.

Di sekolah, GLN diturunkan menjadi Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Di sekolah kami banyak sudah  dilakukan program GLS, seperti lomba cipta puisi, lomba membaca puisi, lomba pidato, pasar literasi, reading camp dan lomba membaca buku.

Yang terakhir yang unik, lomba membaca buku. Selama ini lomba mengenai literasi kebanyakan diisi dengan lomba menulis. Lomba membaca buku jarang sekali diadakan, jika ada lomba membaca, biasanya lomba membaca puisi.

[Baca juga: Melawan Pandemi dengan Membaca]

Dilansir dari kompas.com dalam berita yang berjudul "Diikuti 7.000 Peserta Lomba "Semua Membacanya" Diharapkan Jadi Pemantik Literasi di Tengah Pandemi", majalah mata air yang memiliki misi untuk kembali membangkitkan budaya literasi masyarakat Indonesia, memanfaatkan kekosongan lomba tentang membaca buku ini menjadi sebuah celah kesempatan emas membuat event.[2]

Lahirlah event Semua Membacanya yang diluncurkan hari Sabtu (5/92020) melalui program virtual yang diikuti peserta lomba yang sudah mendaftar. Event lomba membaca Sirah/Sejarah kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.

Event "Semua Membacanya"

Saya beruntung menjadi salah satu pendaftar lomba yang berkesempatan mengikuti acara peluncuran lomba ini secara langsung.

Acara yang sangat kreatif dengan kemasan menarik menghadirkan beberapa tokoh yang memang berkompeten di bidang literasi.

Ditambah dengan hiburan dari selebriti yang mendukung event ini. Salah satunya, artis Ridho Rhoma yang sempat juga menyumbangkan sebuah lagu religi pada acara ini.

Saya melihat ada beberapa hal yang sangat menarik dari lomba membaca ini. Apalagi ini diadakan di tengah pandemi yang semakin memburuk di negara kita.

Pertama, sepertinya ini adalah event lomba membaca buku pertama yang dilakukan secara nasional dan diikuti ribuan peserta. Ini menjadi sebuah prestasi sendiri bagi panitia yang sudah berhasil mempromosikan lomba ke seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

Kedua, tema spiritualitas yang diangkat sangat menarik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Spiritualitas memang menjadi salah satu tema utama yang diusung penerbitan majalah mata air selain tema sains dan budaya.

Tak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang masih sangat konservatif dan religius. Memang, tema agama menjadi isu yang selalu menarik perhatian. Kita patut mengapresiasi panitia yang berhasil membuka mata masyarakat bagaimana seharusnya memaknai agama. 

Ketiga, momen yang dipilih sangat tepat. Lomba ini diadakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi s.a.w. Peluncuran lombanya pun berdekatan dengan peringatan Hari Aksara Internasional. Yang lebih pas lagi, acara utamanya nanti akan bertepatan dengan Bulan Bahasa, yang biasa diperingati di Bulan Oktober. Lengkap sudah momen-momen penting yang mengiringi lomba ini.

Keempat, konsep yang disuguhkan sangat menarik. Selain membaca akan ada kegiatan menarik yang akan dilaksanakan.

Webinar, quiz, ujian, dan sudah pastinya acara utama seremoni pengumuman pemenang yang sekaligus merupakan acara puncak peringatan Maulid Nabi s.a.w. Satu hal lagi, hadiah yang ditawarkan juga sangat besar nilainya.

Sebuah Refleksi

Lalu, apa kiranya hikmah event ini? Pemimpin redaksi Mata Air Ibu Astri Katrini Alafta mengatakan bahwa sesungguhnya generasi muda Indonesia adalah musim semi bagi negara ini.

Mungkin bagi kita yang di Indonesia, tidak bisa memahami makna terdalam dari musim semi yang dimaksud karena mungkin sebagian kita belum pernah merasakannya.

Tapi yang bisa kita pahami adalah musim semi itu adalah musim yang indah dimana pohon-pohon mulai hidup kembali dan bunga-bunga mulai bermekaran kembali setelah berada pada masa dorman di musim dingin.

Sejatinya, kita sekarang di masa dorman dimana pandemi menjadi musim dingin untuk kita semua. Kita tak bisa kemana-mana, ruang gerak kita menjadi terbatas. Kita jadi jarang bergerak. Membaca inilah yang akan bisa menjadi terapi jarang gerak bagi jiwa kita.

Di masa pandemi, penyakit jarang gerak bukan hanya bahaya untuk fisik kita, tetapi bahaya juga bagi kejiwaan kita. Bahkan efek kejiwaan bisa lebih berbahaya. Dengan membaca diharapkan bisa mengaktifkan kembali pikiran dan nalar kita, menghindarkan kita dari gangguan fisik dan kejiwaan yang sangat rentan terjadi.

Setelah pandemi usai diharapkan kita menjadi pribadi-pribadi yang berwawasan luas, menjadi generasi berliterasi positif. Itulah niat tulus panitia event ini.

Alhasil, mari kita jadikan Lomba "Semua Membacanya" ini sebagai momentum baik memperingati Hari Aksara Internasional yang jatuh pada hari ini.

Sejalan dengan ucapan Guru Besar Psikologi UI Prof. Lydia Freyani Hawadi pada acara peluncuran lomba ini yang mengatakan, "Semoga lomba ini bisa memunculkan motivasi internal yang lebih, wawasan dan nilai-nilai yang diperoleh dapat diinternalisasi dalam kehidupan mereka (peserta lomba) kelak."

Doa yang sama saya panjatkan bagi semua peserta lomba ini. Salam Literasi.

[Baca juga: Kegagalan dan Keberhasilan Itu Sama Saja]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun