Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kegagalan dan Keberhasilan Itu Sama Saja

7 September 2020   21:05 Diperbarui: 7 September 2020   21:07 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu pengumuman SBMPTN tiba. Rayhan tak menemukan dirinya diterima. Ia gagal lagi, untuk ketiga kalinya.

Apakah ini akhir cerita? Tidak, akhir cerita adalah Rayhan diterima di beberapa universitas terkemuka melalui jalur-jalur lain, jalur mandiri, jalur prestasi dan jalur beasiswa.

Kegagalan demi kegagalan terbayar sudah. Sekarang Rayhan yang harus memilih universitas mana yang harus dipilihnya. Sebuah happy ending yang sempurna untuk sepenggal kisah kehidupannya. 

Renungan Untuk Para Pejuang 

Kisah Rayhan ini terasa pas dengan berita kedua yang saya terima hari ini. Kata orang ini adalah sebuah kebetulan, walaupun saya yakin tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini, semua sudah ada yang mengaturnya dengan sempurna.

Begitu juga pengumuman KSN 2020 hari ini, semua sudah ada yang mengatur. Dari 7 siswa yang mengikuti seleksi, 4 berhasil lolos dan 3 gagal lolos.

Jika kita bercermin dari kisah Rayhan diatas, keberhasilan dan kegagalan begitu mudahnya berubah. Sang Kuasa sangat mudah membalikkan keadaan manusia dari titik tertinggi (kebahagiaan) menjadi titik terendah (ujian dari Tuhan).

Lihatlah Rayhan yang begitu berjaya di ajang olimpiade, tiba-tiba harus gagal di SNMPTN dan SBMPTN.

Yang perlu kita perhatikan adalah reaksi Rayhan. Ketika berhasil membawa pulang medali, tidak lantas membuatnya lupa diri dan jemawa. Rayhan terus berjuang untuk mendapatkan yang terbaik pada jenjang selanjutnya.

Begitu juga ketika ia harus gagal dan terkena musibah, bahkan sampai tiga kali dalam waktu yang berdekatan, ia tetap bisa bangkit dari keterpurukan, tekanan mental dan penurunan motivasi. Tidak mudah bagi anak remaja seusianya.

Kegagalan demi kegagalan dijadikannya cambuk untuk ia belajar dan berusaha lebih giat lagi. Dan pada akhirnya, Tuhan telah meluluskannya dari segala ujian yang dijalankannya.

Ya, teruntuk kalian yang telah menghabiskan waktu dan tenaga kalian untuk berjuang di ajang olimpiade ini, percayalah itu tak akan sia-sia, kegagalan dan keberhasilan hanyalah sebuah anugerah yang patut kita syukuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun