Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kegagalan dan Keberhasilan Itu Sama Saja

7 September 2020   21:05 Diperbarui: 7 September 2020   21:07 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rayhan Danendra Wiracalosa saat mengikuti ajang International Olympiad of Metropolises 2019 (istimewa via kompas.com, Gambar sudah di

Hari ini ada dua berita tentang Olimpiade Sains Nasional (OSN), yang sudah berubah nama menjadi Kompetisi Sains Nasional (KSN), yang saya terima. Dua berita yang memberi saya inspirasi untuk menulis artikel ini.

Berita pertama adalah tentang viralnya kisah juara olimpiade Internasional yang gagal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Berita kedua adalah lolosnya 4 siswa kami ke KSN 2020 mewakili daerah kami.

Berita yang kedua adalah berita yang telah kami tunggu-tunggu. Kami bersyukur jumlah siswa kami yang lolos tidak berkurang dibandingkan tahun lalu. Kami berdoa semoga di tingkat nasional nanti bisa menghasilkan prestasi yang lebih baik dari tahun lalu.

Kisah Viral

Berita yang pertama menceritakan kisah yang viral di media sosial baru-baru ini. Kisah nyata dari seorang siswa bernama Rayhan Danendra Wiracalosa.[1]

Rayhan adalah peraih medali perak OSN 2019 Manado di bidang Fisika. Lalu ia terpilih untuk mewakili DKI Jakarta di ajang International Olympiad of Metropolises 2019, Moscow. Lagi-lagi dapat medali, kali ini perunggu.

Dengan prestasi yang begitu cemerlang dan nilai rapor yang stabil Rayhan yakin akan masuk ke universitas impiannya melalui jalur undangan SNMPTN.

Nasib berkata lain, Rayhan harus gagal. Rayhan sempat merasa terpukul dan turun motivasinya, seolah-olah prestasinya di SMA tidak berharga sama sekali.

Tapi Rayhan bangkit dan terus belajar dengan lebih giat untuk mengejar SBMPTN. Waktu tidurnya pun harus dipotong, saking takutnya kembali gagal di SBMPTN. 

Selang beberapa waktu, musibah datang melanda. Ayahnya meninggal dunia karena sakit. Dirinya kembali terpukul dengan peristiwa ini dan kembali turun motivasinya.

Walaupun dibawah tekanan mental, Rayhan berpikir bahwa life must go on. Ia pun bertambah giat belajarnya untuk satu tujuan, SBMPTN.

Waktu pengumuman SBMPTN tiba. Rayhan tak menemukan dirinya diterima. Ia gagal lagi, untuk ketiga kalinya.

Apakah ini akhir cerita? Tidak, akhir cerita adalah Rayhan diterima di beberapa universitas terkemuka melalui jalur-jalur lain, jalur mandiri, jalur prestasi dan jalur beasiswa.

Kegagalan demi kegagalan terbayar sudah. Sekarang Rayhan yang harus memilih universitas mana yang harus dipilihnya. Sebuah happy ending yang sempurna untuk sepenggal kisah kehidupannya. 

Renungan Untuk Para Pejuang 

Kisah Rayhan ini terasa pas dengan berita kedua yang saya terima hari ini. Kata orang ini adalah sebuah kebetulan, walaupun saya yakin tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini, semua sudah ada yang mengaturnya dengan sempurna.

Begitu juga pengumuman KSN 2020 hari ini, semua sudah ada yang mengatur. Dari 7 siswa yang mengikuti seleksi, 4 berhasil lolos dan 3 gagal lolos.

Jika kita bercermin dari kisah Rayhan diatas, keberhasilan dan kegagalan begitu mudahnya berubah. Sang Kuasa sangat mudah membalikkan keadaan manusia dari titik tertinggi (kebahagiaan) menjadi titik terendah (ujian dari Tuhan).

Lihatlah Rayhan yang begitu berjaya di ajang olimpiade, tiba-tiba harus gagal di SNMPTN dan SBMPTN.

Yang perlu kita perhatikan adalah reaksi Rayhan. Ketika berhasil membawa pulang medali, tidak lantas membuatnya lupa diri dan jemawa. Rayhan terus berjuang untuk mendapatkan yang terbaik pada jenjang selanjutnya.

Begitu juga ketika ia harus gagal dan terkena musibah, bahkan sampai tiga kali dalam waktu yang berdekatan, ia tetap bisa bangkit dari keterpurukan, tekanan mental dan penurunan motivasi. Tidak mudah bagi anak remaja seusianya.

Kegagalan demi kegagalan dijadikannya cambuk untuk ia belajar dan berusaha lebih giat lagi. Dan pada akhirnya, Tuhan telah meluluskannya dari segala ujian yang dijalankannya.

Ya, teruntuk kalian yang telah menghabiskan waktu dan tenaga kalian untuk berjuang di ajang olimpiade ini, percayalah itu tak akan sia-sia, kegagalan dan keberhasilan hanyalah sebuah anugerah yang patut kita syukuri.

Kalian adalah para pejuang. Percayalah, bahwa keberhasilan dan kegagalan itu sama saja, yang penting adalah bagaimana reaksi kita menyikapinya.

Jika kalian mampu bersikap seperti Rayhan, maka nantinya kalian akan bisa menceritakan kisah kalian seperti halnya Rayhan menceritakan kisahnya. Kegagalan dan keberhasilan kalian akan menjadi sebuah kisah indah yang bisa memotivasi siapapun yang membacanya.

Alhasil, jalan kalian masih panjang, masih banyak keberhasilan dan kegagalan yang akan kalian rasakan. Medali bukan segalanya, yang terpenting adalah semangat dan tekad di dalam dada kalian untuk terus belajar memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik yang bisa kalian lakukan. Semoga Tuhan mendengar doa-doa kita semua. Amiin.

[Baca juga: Benang Tipis Pemikiran Overthinking dan Critical Thinking di Masa Pandemi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun