Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menghadapi Ancaman Resesi dengan Kerja, Kerja, dan Kerja

19 Agustus 2020   07:09 Diperbarui: 19 Agustus 2020   07:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bawahan yang Baik

Sebagai pemimpin negara, atasan tertinggi di negara kita, itu yang memang seharusnya dilakukan Pak Jokowi. Tugas beliau adalah mengingatkan kita semua. Lalu kita sebagai rakyatnya dan para menteri sebagai pembantunya harus bagaimana? Kita sebagai bawahan harus berbuat apa?

Yang pertama dan utama adalah kita sebagai bawahan harus berprasangka baik atas segala perintah dan arahan yang diberikan atasan. Prasangka baik adalah salah satu bentuk implementasi dari rasa saling percaya yang disebutkan diatas. Ini menjadi kunci utama menjadi bawahan yang baik.

Mungkin terkadang kita merasa tidak nyaman dengan segala perintah dan arahan yang diberikan. Mungkin hal tersebut terlihat tidak pas sehingga kita memberikan kritik terhadapnya. Tetapi perlu diingat bahwa segala sesuatu yang tidak nyaman, tidak pas dan tidak enak belum tentu akan hasilnya akan mengecewakan. Yang sering terjadi adalah justru kebalikannya. 

Jika diperlukan kritik, maka kritik yang diberikan harus membangun dan disampaikan dengan cara-cara yang baik. Tidak dengan kekerasan, dengan menyalahkan atau meremehkan, maupun dengan tindakan semena-mena yang bisa sangat merugikan akibatnya.

Sebuah Refleksi

Bercermin dari resesi ekonomi yang rasanya tak akan terelakkan membuat kita paham bahwa sebenarnya kita masih belum benar-benar merdeka. Di HUT ke-75 negeri kita tercinta, kita masih terbelenggu dengan harapan semu yang membuat diri kita terlena.

Kita masih terlalu naif untuk bisa mencanangkan tujuan kita hidup berkebangsaan yang benar. Terkadang kita masih terbelenggu dengan pemikiran sendiri. Pemikiran yang inginnya enak sendiri. Inilah penjajah kita yang belum bisa memerdekakan kita secara sempurna.

Begitu juga pandemi, resesi, tidak akan bisa dihadapi sendiri-sendiri. Diperlukan kolektivitas dan kerja bersama secara nasional, bahkan secara global. Prinsipnya, "Tidak akan ada yang aman dari pandemi, sampai semua menjadi aman". Prinsip ini yang perlu kita camkan baik-baik.

Pemerintah dan masyarakat harus bahu-membahu, gotong royong dalam bekerja menghadapi apapun yang akan kita hadapi nantinya. Pemimpin dan yang dipimpin harus menunjukkan kinerja dan etos kerja yang baik untuk bisa keluar dari kondisi yang tidak mengenakkan ini.

Alhasil, kenyataan pandemi yang menyebabkan resesi yang akan terjadi atau malah sebenarnya yang sedang terjadi, harus bisa dihadapi dengan kepala dingin. Etos kerja yang baik, baik dalam melawan pandemi maupun dalam memperbaiki roda ekonomi menjadi sebuah keniscayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun