Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menghadapi Ancaman Resesi dengan Kerja, Kerja, dan Kerja

19 Agustus 2020   07:09 Diperbarui: 19 Agustus 2020   07:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja, Kerja dan Kerja

Lalu, bagaimana mengatasinya? Sebenarnya solusinya sudah saya berikan di awal pembahasan. Tidak ada cara lain untuk mengatasi hal ini selain bekerja dengan baik. Bekerja di channel new normal pastinya dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Beberapa hari lalu pada pidato kenegaraan, Pak Jokowi juga menyinggung masalah kinerja. Beliau mengatakan bahwa perlu diadakan reformasi fundamental dalam cara bekerja dengan kesiapsiagaan dan kecepatan.

Beliau juga mengatakan kita harus bajak momentum pandemi ini untuk sebuah lompatan kemajuan bangsa. Membajak juga bisa diartikan sebuah proses kerja nyata yang perlu dilakukan bukan?

"Kerja, kerja, dan kerja" Itulah jargonnya milik Pak Jokowi. Ingat kemarahan Pak Jokowi beberapa waktu lalu kepada para Menteri? Lagi-lagi itu disebabkan karena kurang puasnya beliau terhadap kinerja Menterinya.

Hubungan Presiden dan menteri-menterinya serta dengan rakyatnya bisa juga kita pahami sebagai hubungan antara atasan dan bawahan dalam bekerja. 

Atasan dan bawahan harus saling memahami, saling percaya dan saling bersinergi. Dengan adanya sinergi ini, atasan dan bawahan akan bisa bekerja sesuai dengan porsinya masing-masing. Ujungnya kinerja akan meningkat. Etos kerja akan menjadi lebih baik.

Atasan yang Baik

Untuk mencapai itu diperlukan atasan yang baik. Atasan bisa diartikan juga sebagai pimpinan. Atasan harus adil dan tidak memikirkan dirinya sendiri, kepentingan bersama harus diutamakan. Atasan juga harus mampu melihat kapasitas bawahannya dengan cermat dan harus mampu memberikan tugas yang sesuai bagi setiap orang yang ada di bawah naungannya.

Atasan juga perlu melakukan konsultasi, konsolidasi dan koordinasi untuk bisa membentuk kinerja yang baik bawahannya. Dengan adanya ini, semua akan menerima arahan yang diberikan darinya dengan baik, tanpa neko-neko.

Selain itu, atasan juga harus mampu memberikan arahan dan bimbingan yang dibutuhkan. Arahan dan bimbingan harus diberikan dengan cara yang baik sehingga mudah dipahami bawahannya, bukan justru malah mempersulit kerja yang akan dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun