Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membuat BDR Rasa Belajar di Kelas

7 Juli 2020   07:18 Diperbarui: 7 Juli 2020   07:19 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Minggu depan tahun ajaran baru akan dimulai. 90% lebih daerah di Indonesia masih akan menjalankan pendidikan secara online. Zona merah, oranye dan kuning belum berangsur menjadi zona hijau. Harapan untuk bisa kembali membuka sekolah harus dikubur untuk sementara.

Sebenarnya banyak negara di dunia yang sudah kembali membuka sekolah secara tatap muka. Walaupun protokol kesehatan harus diterapkan dengan ketat di sekolah-sekolah tersebut. Siswa harus belajar beradaptasi dengan kenormalan baru dengan berbagai macam caranya. Ada yg unik dan inovatif, tetapi ada juga yang terkesan dipaksakan. Dengan mengedepankan sisi kesehatan, sisi estetika tidak menjadi prioritas penting.

Untuk Indonesia yang masih memiliki tingkat penyebaran covid tinggi, sangat beresiko besar jika sekolah harus dibuka secara tatap muka. Klaster-klaster baru rentan akan muncul. Apalagi ditambah dengan realitas bahwa banyak rakyat Indonesia yang masih belum memahami bagaimana menerapkan protokol kesehatan dengan baik. 

Belajar dari rumah (BDR) masih menjadi pilihan utama bagi kita. Mau tak mau, suka tak suka , pembelajaran dengan sistem online harus dilanjutkan.

Pembelajaran online

Dalam pembelajaran online ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya metode dan proses berjalannya  pembelajaran. Sisi ini memerlukan kemampuan teknis dan infrastruktur sekolah yang baik. Tools dan learning management system harus ada dan harus bisa digunakan dengan baik. Guru, siswa dan orang tua harus belajar beradaptasi dengan sistem yang serba baru ini.

Masalah finansial juga penting untuk diperhatikan. Semakin banyak tatap muka online dilakukan, semakin banyak biaya kuota internet yang harus dikeluarkan. Ini bisa saja memberatkan guru dan juga orang tua. Apalagi di masa pandemi, resesi ekonomi mungkin bisa mengganggu kondisi keuangan mereka.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah well being guru dan siswa dalam mengikuti online learning, baik secara fisik maupun secara mental. 

Baik guru, siswa dan orang tua mungkin akan merasa kelelahan. Guru lelah mengajar, siswa lelah belajar, orang tua lelah menjaga dan menemani anaknya.  

Menyiasati BDR

BDR bisa menjadi sangat membosankan, apalagi tanpa adanya kreativitas dari guru dalam menyampaikan pembelajaran. Sejatinya guru harus mampu menuangkan ide-idenya menjadi sebuah proses pembelajaran yang kreatif sehingga siswa tertarik dan akan tetap semangat mengikuti pelajaran. Sayangnya belum banyak guru yang bisa melakukannya. 

Peran guru sangat penting di masa pandemi. Analoginya guru bak seorang koki yang bisa meracik resep yang ada sehingga bisa menghasilkan masakan yang pas rasanya. 

Jika rasanya pas, pasti orang akan ketagihan, mau lagi dan mau lagi. Kokinya pun akan merasa senang dan semangat untuk membuat berbagai macam menu masakan yang berbeda.

Begitu halnya guru, guru harus bisa meracik pembelajaran dengan baik dengan mengikuti panduan resep kurikulum yang ada. 

Setiap hari menu masakan berbeda harus bisa disuguhkan. Jika seperti ini, maka guru akan merasa tak sabar untuk memulai pembelajaran dan siswa akan menantikan pelajaran dengan perasaan yang dipenuhi rasa penasaran. Penasaran akan hal baru apa yang akan digunakan gurunya. 

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Selain guru, kurikulum itu sendiri juga harus dibuat lebih fleksibel dengan menentukan standar minimum pencapaian. Standar pencapaian ketuntasan kurikulum sebelum masa pandemi harus ditinjau ulang. Yang tidak perlu harus dihapuskan, yang kepanjangan harus dipendekkan, yang terlalu dalam harus didangkalkan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, mengikuti BDR bagi siswa akan terasa seperti mengikuti pelajaran di kelas. Segala keterbatasan yang ada tak akan terasakan, semuanya bisa mengalir layaknya tidak terjadi apa-apa, layaknya pembelajaran biasa di dalam kelas.

Guru yang membuat BDR terasa belajar di Kelas

Tak bisa dipungkiri, semua ini bergantung kepada para guru. Guru lah yang berada di garda terdepan bidang pendidikan di era pandemi ini. 

Lalu apa sih yang harus dimiliki guru agar bisa membuat BDR rasa belajar di kelas? Pertama, guru harus memiliki pengetahuan yang baik dalam bidangnya. Pengetahuan yang meliputi pengetahuan subjek mata pelajaran, pengetahuan pedagogi mengajar dan pengetahuan tentang kurikulum.

Semua pengetahuan itu penting untuk dijadikan sebagai dasar bagi guru untuk menyesuaikan pembelajaran di era pandemi ini dengan cara yang baik dan benar. Jika tidak, tujuan pembelajaran tidak akan tercapai, bahkan bisa juga salah arah.

Kedua, guru harus memiliki kepribadian yang baik. Kepribadian atau karakter adalah apa yang ada pada diri manusia. Kepribadian inilah yang akan menghasilkan sikap yang terlihat pada manusia. Kepribadian dan sikap sering disebut orang budi pekerti atau juga disebut akhlak dalam agama.

Guru yang berkepribadian akan mampu mengatur waktunya dengan baik sehingga bisa memiliki produktivitas yang tinggi dalam hidupnya. Dia akan mampu mengontrol social emotional yang ada dalam dirinya yang pada akhirnya bisa menyeimbangkan kehidupan pribadinya dengan perannya sebagai guru.

Untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian baik diperlukan keteladanan, intelektualitas,  wawasan yang luas dan keahlian-keahlian lain yang dimiliki. 

Guru harus bisa menggunakan dan memaksimalkan apa yang dimilikinya itu sehingga BDR bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Baik pengetahuan maupun kepribadiaannya.

Alhasil, suksesnya BDR adalah sebuah keniscayaan. Rencana strategi kebijakan yang baik dan peran penting guru menjadi kuncinya. Bukan tidak mungkin mengikuti BDR akan terasa seperti mengikuti pelajaran di kelas, asalkan semua itu ada. Inilah kontribusi terbaik yang bisa diberikan bagi dunia pendidikan di era pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun