Di liga Inggris, tahun lalu Liverpool menunjukkan performa yang fantastis dengan hanya mengantongi satu kali kekalahan. Tetapi sayangnya gagal menjadi juara.Â
Bagaimana bisa? Ya, liverpool harus rela memberikan juara kepada Manchester city yang memiliki jumlah kemenangan lebih banyak. Apa mau dikata, nilai kemenangan lebih berharga daripada sedikitnya kekalahan. Di akhir musim kedua tim hanya berselisih satu poin saja.
Tahun ini menjadi pembuktian akan janji sang pelatih untuk membawa Liverpool menjadi juara. Rekor fantastis pun tercipta seolah melanjutkan hegemoninya dan menuntaskan ketidak beruntungannya tahun lalu.Â
Liverpool berhasil memastikan diri sebagai juara di minggu ke-31 liga Inggris, di saat liga masih menyisakan 7 pertandingan. Sebuah rekor yang pasti akan bertahan lama dan sulit untuk dilampaui. Â
Selain itu, jarak poin dengan sang rival Manchester city pun sangat jauh, 23 poin. Liverpool pun tahun ini baru kalah sekali selama mengarungi musim. Sebuah pembuktian yang luar biasa.
Apa yang bisa dicontoh dari tim ini? Ada banyak hal yang bisa kita ambil dari tim ini, terutama jika kita ingin menjadi juara seperti mereka. Dalam hal ini juara dalam melewati masa pandemi sekarang  ini.Â
Setidaknya ada dua hal yang bisa kita soroti, konsistensi dan persistensi tim.Â
Liverpool begitu konsisten membentuk tim kuat dari tahun ke tahun. Walaupun kegagalan demi kegagalan diraih sebelumnya, tim tidak pernah patah arang dan hilang asa. Perbaikan demi perbaikan terus dilakukan.
Persistensinya juga begitu terasa, terutama ketika tim ini ditangani pelatih bertangan dingin asal Jerman Jurgen Klopp. Lima tahun terakhir ini, Liverpool begitu persisten dalam penampilannya.Â
Kemampuan sang pelatih untuk memotivasi anak asuhnya, ditambah dengan sejarah tim yang begitu luar biasa, membuat kondisi tim semakin solid dari hari ke hari.