Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kita Bisa Juara Seperti Liverpool, di Liga Pandemi

28 Juni 2020   09:49 Diperbarui: 28 Juni 2020   11:21 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: /www.kompas.com

Liga pandemi, apa maksudnya? Liga pandemi hanyalah sebuah analogi yang menunjukkan bahwa kita sedang berada dalam sebuah liga di masa pandemi. Liga yang akan mengeluarkan sang juara nantinya. Seperti Liverpool yang berhasil menjuarai liga Inggris tahun ini.

Pandemi yang berkepanjangan ibarat sebuah pertarungan di sebuah liga. Ada banyak cara yang digunakan seseorang untuk bisa memenangi liga ini. 

Uniknya, liga pandemi ini, tidak hanya menghasilkan satu juara, bisa saja banyak yang jadi juara. Menjadi Juara dengan caranya masing-masing.

Menghadapi pandemi ini, kita bisa mencontoh tim sepak bola Liverpool FC yang baru saja memastikan diri sebagai juara Liga Inggris musim 2019-2020 Jumat (26/6/2020) dini hari yang lalu. Ini menjadi gelar yang sudah dinanti-nanti selama 30 tahun lamanya.

Mari kita perhatikan reputasi Liverpool di dua kompetisi tertinggi yang diikutinya, yaitu liga Inggris dan liga champions. 

Di era liga champions, Liverpool sudah dua kali mengangkat trofi. Yakni pada musim 2004-2005 di Istanbul dan tahun lalu di Madrid. Keduanya diraih dengan cara yang fantastis.

Sedangkan gelar liga Inggris tahun ini adalah gelar pertama di era premier league. Terakhir Liverpool juara liga Inggris di musim 1989-1990, tepat 30 tahun silam, ketika liga Inggris masih bernama Footbal League First Division.

Momen penting syarat akan pelajaran bisa kita cermati dari apa yang sudah diraih tim ini. 

Lihatlah perjuangan mereka meraih trofi liga champions di Istanbul. Di babak final, Liverpool berhasil membalikkan keadaan dan menang lewat adu penalti melawan AC Milan setelah tertinggal 3-0 di babak pertama.

Begitu juga tahun lalu. Di babak semi final, Liverpool juga membalikkan keadaan setelah tertinggal 3-0 di leg pertama melawan tim favorit juara Barcelona. Tahun lalu juga terasa manis, karena Liverpool berhasil mengulang  masuk ke babak final untuk kedua kalinya secara berturut-turut. 

Dan akhirnya di final, Liverpool berhasil mengalahkan tim Inggris lainnya Totenham Hotspurs dan menuntaskan hutangnya yang kalah dari Real Madrid di final tahun sebelumnya.

Di liga Inggris, tahun lalu Liverpool menunjukkan performa yang fantastis dengan hanya mengantongi satu kali kekalahan. Tetapi sayangnya gagal menjadi juara. 

Bagaimana bisa? Ya, liverpool harus rela memberikan juara kepada Manchester city yang memiliki jumlah kemenangan lebih banyak. Apa mau dikata, nilai kemenangan lebih berharga daripada sedikitnya kekalahan. Di akhir musim kedua tim hanya berselisih satu poin saja.

Tahun ini menjadi pembuktian akan janji sang pelatih untuk membawa Liverpool menjadi juara. Rekor fantastis pun tercipta seolah melanjutkan hegemoninya dan menuntaskan ketidak beruntungannya tahun lalu. 

Sumber: www.kompas.com 
Sumber: www.kompas.com 

Liverpool berhasil memastikan diri sebagai juara di minggu ke-31 liga Inggris, di saat liga masih menyisakan 7 pertandingan. Sebuah rekor yang pasti akan bertahan lama dan sulit untuk dilampaui.  

Selain itu, jarak poin dengan sang rival Manchester city pun sangat jauh, 23 poin. Liverpool pun tahun ini baru kalah sekali selama mengarungi musim. Sebuah pembuktian yang luar biasa.

Apa yang bisa dicontoh dari tim ini? Ada banyak hal yang bisa kita ambil dari tim ini, terutama jika kita ingin menjadi juara seperti mereka. Dalam hal ini juara dalam melewati masa pandemi sekarang  ini. 

Setidaknya ada dua hal yang bisa kita soroti, konsistensi dan persistensi tim. 

Liverpool begitu konsisten membentuk tim kuat dari tahun ke tahun. Walaupun kegagalan demi kegagalan diraih sebelumnya, tim tidak pernah patah arang dan hilang asa. Perbaikan demi perbaikan terus dilakukan.

Persistensinya juga begitu terasa, terutama ketika tim ini ditangani pelatih bertangan dingin asal Jerman Jurgen Klopp. Lima tahun terakhir ini, Liverpool begitu persisten dalam penampilannya. 

Kemampuan sang pelatih untuk memotivasi anak asuhnya, ditambah dengan sejarah tim yang begitu luar biasa, membuat kondisi tim semakin solid dari hari ke hari.

Seperti Liverpool, konsistensi dan persistensi lah yang harus terus kita jaga di masa pandemi.  

Konsisten untuk mematuhi protokoler kesehatan dan himbauan pemerintah. Bukan hanya konsisten, tetapi harus persisten dalam melakukannya.

Apalagi di masa kenormalan baru yang diwacanakan, persistensi menjadi begitu penting.

Alhasil, kita bisa menjadi juara di liga pandemi ini. Ya, kita, bukan saya atau kamu. Seperti lagu yang selalu dinyayikan pendukung Liverpool di stadion Anfield, "You'll never walk alone", kamu tidak akan pernah berjalan sendiri melawan pandemi ini. Dengan konsistensi dan persistensi, kita akan bersama-sama menjadi juara di liga pandemi ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun