Beberapa waktu lalu, saya dan suami berdebat tentang pembelian headset untuk anak sulung saya. Anak sulung saya menginginkan headset baru untuk belajar, karena yang sebelumnya rusak. Suami saya tidak terlalu menyukai hal tersebut. Menggunakan headset hanya membuat belajar anak tidak terlalu maksimal dan membuat dia tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Saya pribadi tidak terlalu setuju dengan pendapat itu.Â
Sepanjang saya meemani anak anak saya belajar, ada perbedaan dari bagaimana anak anak saya belajar. Â Ternyata setiap anak memiliki gaya belajar masing masing. Gaya tersebut akan membantu anak anak untuk menerima informasi, menyimpan informasi, dan menerapkan informasi itu dalam soal soal yang diberikan. Gaya belajar ini menjadi salah satu penentu keberhasilan seorang anak dalam belajarnya.Â
Gaya Audiory
Gaya inilah yang dipakai anak sulung saya. Dia menggunakan indra pendengarannya untuk prose pembelajarannya. Audio yang dimaksudkan disini tidak hanya berfungsi untuk menerima informasi, namun juga sebagai sarana untuk anak memproses informasi yang dia terima. Maksudnya seperti ini, anak anak dengan gaya auditory, lebih suka mendengar informasi itu daripada membaca informasi itu. Selain itu, dia juga lebih senang mendengarkan musik atau bunyi bunyian ketika dia sedang menerima, memproses dan mengaplikasikan informasi tersebut. Suara suara itu akan membantunya lebih berkonsntrasi.Â
Biasanya anak anak dengan gaya belajar seperti ini, cenderung terlihat terlalu santai. Tidak jarang mereka akan ikut bernyanyi saat mengerjakan soal matematika yang luar biasa memusingkan kepala. Namun, semakin berat tekanan yang mereka terima, maka mereka akan semakin santai. Ini salah satu indikasi yang bisa diperhatikan para orang tua. Hal ini lah juga yang membuat para orang tua khawatir saat melihat cara belajar anak anak auditory. Sama seperti yang dialamui suami saya.Â
Namun, sebuah hasil tidak pernah mengkhianati prosesnya. Â Anak anak dengan gaya belajar seperti ini cenderung mempunya daya ingat yang lebih lama. Sedikit suara saja akan memicu daya ingat mereka. Untuk para orang tua, jangan khawatir dengan anak anak yang speerti ini. Fokus mereka justru dibangun dengan bantuan suara suara itu. Tugas orang tua hanya mempercayai anak mereka, dan jangan merubah bagaimana mereka belajar.Â
Gaya Visual
Anak anak dengan gaya belajar seperti ini lebih menggunakan indra penglihatannya untuk belajar. Mereka lebih senang membaca dan melihat contoh untuk meningkatkan fokus belajar mereka. Tidak hanya melihat tulisan dalam buku buku mereka yang membuat mereka lebih bersemangat dalam belajar. Terkadang membaca komik dan buku cerita juga akan merangsang otak dan daya ingat mereka.Â
Jadi tidak heran jika suatu kali, tiba tiba anak anak kita bisa menjadi Google berjalan ketika dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Padahal mungkin saja kita sebagai orang tua tidak pernah mengajarkannya pada anak anak kita atau hanya sesekali saja kita berikan informasi itu.Â
Berikan buku dengan pengetahuan yang bervariasi akan sangat membantu anak anak untuk menambah informasinya. Biasanya, anak anak dengan gaya belajar seperti ini menyukai ketenangan. Mereka akan lebih konsentrasi ketika mereka banyak membaca dan melihat.Â