Mohon tunggu...
Mahidara Ratri
Mahidara Ratri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Your words define who you are.

You are the author of your own life. LOVE YOURSELF

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenali Gaya Belajar Anak-anak Zaman Sekarang

24 April 2023   12:15 Diperbarui: 24 April 2023   12:11 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.smadwiwarna.sch.id

Beberapa waktu lalu, saya dan suami berdebat tentang pembelian headset untuk anak sulung saya. Anak sulung saya menginginkan headset baru untuk belajar, karena yang sebelumnya rusak. Suami saya tidak terlalu menyukai hal tersebut. Menggunakan headset hanya membuat belajar anak tidak terlalu maksimal dan membuat dia tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Saya pribadi tidak terlalu setuju dengan pendapat itu. 

Sepanjang saya meemani anak anak saya belajar, ada perbedaan dari bagaimana anak anak saya belajar.  Ternyata setiap anak memiliki gaya belajar masing masing. Gaya tersebut akan membantu anak anak untuk menerima informasi, menyimpan informasi, dan menerapkan informasi itu dalam soal soal yang diberikan. Gaya belajar ini menjadi salah satu penentu keberhasilan seorang anak dalam belajarnya. 

Gaya Audiory

Gaya inilah yang dipakai anak sulung saya. Dia menggunakan indra pendengarannya untuk prose pembelajarannya. Audio yang dimaksudkan disini tidak hanya berfungsi untuk menerima informasi, namun juga sebagai sarana untuk anak memproses informasi yang dia terima. Maksudnya seperti ini, anak anak dengan gaya auditory, lebih suka mendengar informasi itu daripada membaca informasi itu. Selain itu, dia juga lebih senang mendengarkan musik atau bunyi bunyian ketika dia sedang menerima, memproses dan mengaplikasikan informasi tersebut. Suara suara itu akan membantunya lebih berkonsntrasi. 

Biasanya anak anak dengan gaya belajar seperti ini, cenderung terlihat terlalu santai. Tidak jarang mereka akan ikut bernyanyi saat mengerjakan soal matematika yang luar biasa memusingkan kepala. Namun, semakin berat tekanan yang mereka terima, maka mereka akan semakin santai. Ini salah satu indikasi yang bisa diperhatikan para orang tua. Hal ini lah juga yang membuat para orang tua khawatir saat melihat cara belajar anak anak auditory. Sama seperti yang dialamui suami saya. 

Namun, sebuah hasil tidak pernah mengkhianati prosesnya.  Anak anak dengan gaya belajar seperti ini cenderung mempunya daya ingat yang lebih lama. Sedikit suara saja akan memicu daya ingat mereka. Untuk para orang tua, jangan khawatir dengan anak anak yang speerti ini. Fokus mereka justru dibangun dengan bantuan suara suara itu. Tugas orang tua hanya mempercayai anak mereka, dan jangan merubah bagaimana mereka belajar. 

Gaya Visual

Anak anak dengan gaya belajar seperti ini lebih menggunakan indra penglihatannya untuk belajar. Mereka lebih senang membaca dan melihat contoh untuk meningkatkan fokus belajar mereka. Tidak hanya melihat tulisan dalam buku buku mereka yang membuat mereka lebih bersemangat dalam belajar. Terkadang membaca komik dan buku cerita juga akan merangsang otak dan daya ingat mereka. 

Jadi tidak heran jika suatu kali, tiba tiba anak anak kita bisa menjadi Google berjalan ketika dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Padahal mungkin saja kita sebagai orang tua tidak pernah mengajarkannya pada anak anak kita atau hanya sesekali saja kita berikan informasi itu. 

Berikan buku dengan pengetahuan yang bervariasi akan sangat membantu anak anak untuk menambah informasinya. Biasanya, anak anak dengan gaya belajar seperti ini menyukai ketenangan. Mereka akan lebih konsentrasi ketika mereka banyak membaca dan melihat. 

Gaya audio visual

Anak anak dengan gaya ini lebih mudah diajak belajar. Mereka menggunakan indra pendengaran dan penglihatan bersamaan. Mereka suka belajar dari video tapi juga bisa belajar dari buku. Suasana belajar seperti apapun tidak akan menjadi masalah untuk mereka. Orang tua yang mempunyai anak anak dengan gaya belajar seperti ini akan lebih menemani mereka belajar. 

Namun, anak anak dengan gaya belajar seperti ini tidak terlalu betah untuk belajar. Mereka pasti akan belaar dengan durasi waktu yang pendek namun berulang. Jadi dalam satu hari mereka bisa belajar sampai beberapa kali.

Gaya kinestetik

Anak anak dengan gaya belajar seperti ini agak susah untuk diamati. Apalagi untuk anak anak balita. Anak anak dengan gaya ini suka sekali bergerak sesuai dengan keinginannya. Seringkali para orang tua berfikir bahwa anak anak itu sedang bermain. Mereka mungkin tidak menyangka bahwa anak anak itu sedang belajar. 

Olahraga akan menjadi pelajaran favorit mereka. Mereka tidak takut lelah dan berkeringat. Para orang tua mungkin agak berteriak bahwa itu buang buang waktu mereka. Sebaiknya orang tua lebih teliti dan mendalam ketika melihat anak anak dengan gaya ini. Biasanya anak anak dengan gaya ini, mereka akan memberikan kejutan untuk para orang tahu. Sebagai contoh, anak anak dengan gaya ini akan berlari berputar putar sambil menghafalkan nama nama planet dan posisinya. 

Sebenarnya masih ada beberapa gaya belajar yang lainnya. Namun gaya gaya ini yang saya sempat temui dari beberapa anak anak dna murid murid saya dulu. Para orang tua jangan terlalu khawatir dan gegabah mengambil kesimpulan tentang bagaimana anak anak kita belajar. Dampingi anak anak kita dan tetap taruh mereka dalam pengawasan kita. Ketika mereka lengah dengan gaya belajar mereka, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk mengingatkan mereka. Jangan memaksakan apa yang menjadi pemikiran kita pribadi pada mereka. Setiap anak kita itu unik dan punya ciri khasnya mereka masing masing. 

Yuks belajar bersama anak anak kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun