Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dilema Menjadi Kiper Timnas dan Kurangnya Penyerang Indonesia

6 November 2019   16:55 Diperbarui: 6 November 2019   17:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekalahan beruntun Timnas Indonesia belakangan ini, cukup membuat kedudukan dalam grup G putaran kedua ajang kualifikasi Piala Dunia 2022, berada dalam zona merah. Kalah dari 2-3 dari Malaysia, digerogoti Thailand 0-3, dan dibantai 5-0 sampai tak berkutik oleh Uni Emirat Arab.

Kekalahan demi kekalahan ini, mendapatkan banyak respon dan sorotan dari berbagai kalangan. Sorotan tersebut banyak ditujukan kepada performa para kiper Timnas Garuda, disamping itu racikan sang Pelatih Simon McMenemy dinilai berada di bawah nilai standar.

Namun rumus asas dalam dunia kulit bundar tetap perlu diperhatikan. Sebuah Timnas yang solid akan tercipta dari sebuah federasi yang dinamis, dimana jadwal pertandingan tidak maju mundur dan liga menjadi lancar.

Cukup miris juga, apabila kekalahan beruntun tempo hari, lebih banyak yang menuding jari kepada performa dari sang penjaga gawang. Padahal sepak bola adalah sebuah pertandingan yang membutuhkan kerjasama tim. Jadi teringat kepada curahan hati mantan kiper nasional, Hendro Kartiko,

"Memang realita dalam sepak bola begitu, saat kalah siapa yang jadi kiper. Namun saat menang, siapa yang ngegolin."

"Sepak bola itu adalah kerjasama tim, disaat kita kalah ataupun menang adalah kerjasama tim. Kita harus sama-sama memikulnya."

Sebenarnya Indonesia tidak pernah kekurangan talenta dari posisi penjaga gawang. Dan bakat-bakat itu terus bermunculan dari zaman ke zaman. Siapa yang tak kenal dengan kekebalan Hermansyah dalam menjaga mistar Timnas Indonesia ? ada Kurnia Sandy, Listianto Raharjo, Markus Horison sampai Kurnia Meiga.

Saat ini saja, punggawa penjaga gawang  banyak menunggu panggilan dari Timnas. Ada Wawan Hendrawan (Bali United), Andritany Ardhiyasa (Persija), M.Ridho (Madura United), Teja Paku Alam (Sriwijaya FC), Miswar Saputra (Persebaya Surabaya), dan banyak bakat-bakat lainnya di luar sana.

Dan lebih miris lagi, kita banyak kekurangan penyerang yang berpotensi. Bakat-bakat dari penyerang sepak bola Indonesia, banyak dikerdilkan oleh hampir keseluruhan klub, yang lebih mengutamakan kepada penyerang asing dan pemain naturalisasi.

Akibat kekurangan bermain dalam liga, Penyerang kita menjadi kurang jam terbangnya. Sehingga top skor dalam Liga 1 Indonesia didominasi oleh Penyerang Asing.  Sudah waktunya PSSI sebagai penyelenggara liga, mewajibkan setiap klub untuk memainkan seorang penyerang di dalamnya.

Kedua, PSSI mengkaji lagi pengambilan pemain naturalisasi dalam dunia sepak bola. Setidaknya, membatasi batas umur seorang pemain yang ingin mengajukan bergabung dengan Timnas Indonesia. Jangan sampai terkesan, Timnas Indonesia adalah pelarian pemain internasional yang sudah tak terpakai di negara masing-masing.

Harapan masih panjang dan terang-benderang, Timnas Indonesia akan berkibar lagi di level AFF. Mampu berbuat lebih banyak di level AFC, ada nasib baik bisa mencuri tiket ke Piala Dunia. Dengan syarat semuanya harus bersinergi dan bermuhasabah diri. Dimulai dari PSSI sendiri, klub-klub, suporter, dan stake holder lainnya.

Salam dari seberang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun