Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pinjamkan Semangatmu Ibu [Puisi Kartini Rangkat]

20 April 2011   22:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:35 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuala Lumpur, 21 April 2001

Meminjam semangat kentalmu..

Yang memenuhi segenap pelataran pemikiran bangsaku..

Ingin kubingkai indah agar menjadi sebuah azimat keramat...

Tersemat pasrah menjadi pendinding perjalanan Bangsaku..

Terpacak tinggi menjadi aura penjaga takdir sejati..

Ibu...!!!

Seandainya Kau masih ada mengikuti perjalanan ini..

Kaummu sudah sebaris dengan yang lain..

Berdiri sejajar bersama kaum bangsa-bangsa lain..

Walaupun tak kunafikan...

Masih banyak pelecehan memerangkap di sana..

Masih banyak mata-mata yang memandang sinis di sana..

Tolong pinjamkan semangatmu sekali lagi..

Agar mereka mampu bangkit dan berdiri..

Menyingkirkan semua rasa-rasa ini..

Ibu..!!

Lihatlah di ujung seberang sana...!!

Kaummu tergolek resah di pembaringan fana..

Menjadi pemuas para manusia-manusia bernafsu serakah..

Keringatnya sudah tak berbau amis lagi..

Dan darahnya sudah tak merah lagi..

Terperangkap terperosok dalam jerat-jerat dunia..

Ibu..!!

Hanya satu pintaku...!!

Jangan pernah berhenti merangkul bangsa ini..

Karena kelembutan jemarimu senantiasa dinginkan hati..

Suara-suara lirihmu senantiasa redakan keinginan hati..

Yang hanya terpesona dalam kemilaunya dunia..

Rangkullah diri ini Ibu..

Rangkullah !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun