Mohon tunggu...
Mahfudz Tejani
Mahfudz Tejani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bapak 2 anak yang terdampar di Kuala Lumpur

Seorang yang Nasionalis, Saat ini sedang mencari tujuan hidup di Kuli Batu Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pernah bermimpi hidup dalam sebuah negara ybernama Nusantara. Dan juga sering meluahkan rasa di : www.mahfudztejani.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Pembantu Rumah Sebelahku

26 April 2014   01:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13984267211823856233

Atau Haliyah, PRT asal Madura yang bekerja hampir 16 tahun dengan seorang majikan Melayu asal negeri Kelantan. Haliyah pernah menamatkan kontrak dengan majikannya dan berniat pulang selamanya ke Madura. Namun Anak majikannya yang diasuhnya sejak kecil, menyusul ke Madura dan meminta sambil menangis Haliyah kembali lagi ke Malaysia. Setiap hari raya Qurban, Majikannya mengirimkan uang ke Madura untuk dibelikan sapi dan di kurbankan di sana.

Itulah beberapa kisah dan hubungan baik yang dijalin dan dijalani antara pihak majikan dan pembantu rumah. Namun tidak semuanya kisah pembantu rumah di Malaysia berjalan seperti di atas. Beberapa hari yang lalu pihak Imigrasi Malaysia telah menyelamatkan seorang Warganegara Indonesia yang terkurung dan terkorban dalam sindiket pemerdagangan manusia.

Semoga beberapa sebab di atas yang menyebabkan  pembantu rumah melarikan dari majikan menjadi dasar bagi kita agar tida cepat menyalahkan pihak majikan atau pembantu rumah sendiri. Sudah saatnya pemerintah Indonesia maupun Malaysia membuat sistem dan mekanisme baru dalam pengiriman dan pengambilan tenaga kerja sektor Pembantu rumah.

Agar tidak ada yang dirugikan atau penyesalan di belakangnya, Tidak ada salahnya pemerintah Indonesia meniru sistem dan mekanisme Filipina dalam mengontrol dan mengirimkan tenaga kerjanya ke luar negeri. Agar para pekerja kita yang katanya pahlawan devisa itu merasa terbela dan tidak diabaikan.

Salam dari Kuala Lumpur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun