Untuk Warna Kuning ada Kone'ng Telor/Kuning Telur (Oranye), Kone'ng Konyik (Kuning Kunyit), Kone'ng Gedding (Kuning Gading), Kone'ng Sabuh (kuning Sawo) Dan sebagainya.
Mengapa masyarakat Madura selalu menyebutkan warna dengan diikuti nama tumbuhan atau hewan (Alam ) ? Saya menyimpulkan , bahwa kehidupan masyarakat Madura begitu dekat dengan alam dan tidak dapat dipisahkan dengan alam.
Bahkan dalam kehidupan sehari-harinya, ketika menyampaikan pesan kepada keluarganya sering kali menggunakan kiasan pada binatang. Contohnya,
Mun Odhik jek gey-nganggey, ngabber tak tenggih ngaleh tak dhelem ( Dalam hidup itu jangan seperti Anggey ( Serangga yang beterbangan mencari lampu kalau malam), Terbang tidak tinggi menggali tidak dalam.
Yang membawa maksud dalam hidup itu harus konsisten dan berkomitmen. Serta jangan nanggung atau separuh-separuh Dala mengerjakan sesuatu apapun
Apapun tentang warna hijau itu sendiri bagi masayarakat Madura seringkali menjadi joke-joke hangat ketika merantau keluar Madura. Ada yang bertanya apakah di Madura ada bubur kacang hijau ?
Apakah program penghijauan pemerintah di Madura berhasil ?
Dan yang pastinya warna-warna dalam lampu lalu lintas hanya ada Merah, Kuning dan Biru bagi masyarakat Madura.
Jadi ketika sudah membaca tulisan ini, jangan sampai beranggapan bahwa orang Madura itu buta warna.. he..he..he..
Namun orang Madura lebih kreatif dalam menempatkan alam dalam bahasa sehari-harinya.
Salam dari Kuala Lumpur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H