“Rif, aku serius. Aku tak siap kalau saja aku kehilanganmu nanti.”
“Fokus saja pada hal-hal yang bisa membuatmu bahagia, Naf. Lihat aku! Kau melihatku kan, Naf? Aku disini. Menjaga kamu.”
“Tapi, Rif……”
“DIAM!”
Pada ucapan terakhir, aku mendekapmu erat-erat. Membuang jauh-jauh ketakutanmu yang sudah melampaui batas lewat, hingga kita sekarat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!