Mohon tunggu...
Mahfud Al Buchori
Mahfud Al Buchori Mohon Tunggu... Penyeduh Aksara -

Menulis adalah cara terindah untuk mengabadikan cerita dan mengungkapkan segala rasa. IG; @mahfud_buchori WA: 082135011392

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesaksian Senja atas Cerita Cinta

14 September 2018   21:43 Diperbarui: 14 September 2018   21:57 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          "Kenyataannya memang begitu. Apa kau tahu mengapa aku membawamu ke pantai dan menikmati senja?" tanya lelaki itu.

          "Karena pantai adalah tempat yang indah untuk melihat senja?" jawab perempuan dengan mata menodong.

          "Kau salah."

           "Lha terus apa?"

            "Karena senja adalah lambang kesetiaan," dia berdeham, mengurut lehernya. "Senja adalah bukti bahwa matahari yang mengembara sejauh manapun, pasti akan menepati janji untuk kembali ke peraduannya. Jika hal itu terjadi, maka keindahan akan terpancar dari senja. Dan pantai akan menjadi saksi bahwa tidak akan ada yang berkhianat dan tersakiti. Maka dari itu, aku ingin pantai menjadi saksi kisah cinta kita yang indah seperti senja." lelaki itu membelai pipi kekasihnya dengan lembut.

            Kekasihnya tersipu malu, "Jujur, tidak ada yang bisa membuat hatiku luluh kecuali kau."

            "Aku ingin kisah cinta kita seperti senja. Sejauh manapun kau nanti pergi, ingatlah bahwa aku adalah tempatmu untuk kembali," lelaki tersenyum memandang lurus ke arah matahari yang sebentar lagi lenyap ditelan bumi.

            Pasangan kekasih itu saling membisikkan sesuatu. Aku tidak dapat mendengarnya. Kemudian mereka beranjak dari kanopi ke tepi laut. Semua orang yang ada di pantai juga mendekati laut. Aku pun sama, berjalan sendirian menyisir tumpukan pasir yang berdesir.

            Semua berwarna jingga. Awan yang bergelantungan di langit jingga. Ombak yang bergulir di laut jingga. Derai pasir di pantai jingga. Ruko-ruko di pinggir pantai jingga. Kanopi yang mengembang jingga. Dan tubuh kami pun jingga.

            Semua kaki mendekat ke pantai agar bisa menyaksikan keindahan cakrawala dengan jelas. Semua mata tertuju ke arah matahari yang kembali ke pelabuhannya. Semua orang berdiri di pantai menanti senja yang lekas pudar tergantikan oleh cahaya rembulan. Aku berdiri sendiri di antara banyaknya kerumunan pasangan kekasih.

            Akhirnya matahari yang mengembara lama kini telah kembali ke peraduannya. Senja telah menepati janjinya. Tidak ada yang berkhianat. Tidak ada yang tersakiti. Dan pantai menjadi saksi bahwa keindahan senja merupakan kisah cinta dan kesetiaan yang penuh dengan arti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun