Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

7 Trik Ini Mampu Membuat Tulisanmu Membius Pembaca

10 September 2021   19:13 Diperbarui: 11 September 2021   04:14 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis | Sumber: Pexels/Judit Peter

Membuat tulisan yang unik dan menarik memang tidak mudah. Penulis perlu banyak membaca, menulis, dan riset apa yang harus ditulis. 

Tulisan yang bisa membius pembaca, sebenarnya ini adalah salah satu cara agar nama penulis bisa naik di pasar. 

Tulisan yang ketika selesai dibaca, lalu si pembaca merasa puas, pasti akan banyak omongan dari mulut ke mulut bahwa tulisan dari si penulis tersebut sangat bagus. Itulah yang menyebabkan karyanya dilirik dan dibeli oleh banyak masyarakat.

Nah, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana membuat tulisan yang seperti itu? Bagaimana membuat tulisan yang ketika dibaca, pembaca merasa puas dengan apa yang kita tulis? Mari kita bahas satu per satu triknya.

PERTAMA, pahami apa yang sedang kamu tulis

Ada beberapa mentor nulis yang suka bilang, "Menulislah dengan rasa. Jangan asal tulis." Benar, menulis tanpa rasa, sebagus apapun isinya, tidak akan meresap ke hati pembaca. Lalu bagaimana caranya? 

Salah satu cara menulis dengan rasa adalah kamu harus memahami dulu apa yang ingin kamu tulis. 

Kamu harus benar-benar riset tema yang ingin kamu tulis tersebut, apakah memang sedang dibutuhkan masyarakat. Apakah memang pembahasan yang dibahas sering dialami oleh masyarakat.

Apakah tema yang kamu angkat sedang dicari-cari oleh masyarakat. Apakah cerita yang diangkat benar-benar menarik dan tidak membosankan. Apakah solusi atau saran yang kamu berikan benar-benar mengena untuk masyarakat. 

Nah pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang harus kamu pikirkan ketika menulis. Semoga dengan itu, pesan yang ingin kamu sampaikan dapat tersampaikan ke pembaca. Bagaimana caranya? RISET!

Kalau kamu ingin membuat tulisan tentang psikologi sedangkan kamu bukan seorang psikolog, maka kamu harus mendalami dulu dunia tersebut. 

Kalau kamu ingin membuat artikel tentang kesehatan sedangkan kamu bukan orang kedokteran, maka kamu harus riset dalam-dalam jangan sampai salah ilmu dan penyampaian. 

Kalau diriset, pasti pesan yang ingin disampaikan akan tersampaikan, saya jamin itu. Namun kalau menulis seadanya yang ada di kepala, pesan yang sampai ke pembaca pun akan seadanya. Jadi kamu jangan berharap banyak.

Riset yang sedikit, dampaknya akan sedikit. Riset yang besar, maka dampaknya pun akan besar.

KEDUA, jangan menggunakan bahasa judge           

Nah, buat kamu semua yang suka membuat tulisan motivasi, self improvement, atau tulisan yang mengupas masalah-masalah hidup, coba buatlah tulisan dengan bahasa lembut. 

Kamu jangan langsung menyalahkan pembaca terhadap masalah yang sedang kamu bahas. Misalnya kamu bahas tentang pacaran, jangan langsung kasih ayat dan hadis. Saya jamin 100% tidak akan ada pembaca yang hijrah kalau kamu langsung judge di awal tulisan.

Ingat! Ketika kamu sedang membuat tulisan dengan tema di atas, itu sama saja kamu sedang menasihati seseorang. Bedanya kamu menasihatinya lewat tulisan. 

Kalau kamu menasihati seseorang, kamu tidak boleh langsung menyalahkan mereka. Simpelnya begini, kalau ada teman yang sedang curhat ke kamu, nah kamu pasti harus mencari bahasa yang bagus kan untuk menenangkan, mendukung, dan mencari solusi untuknya? Ini juga sama. Bedanya ini dalam bentuk tulisan. Bagaimana alur menasihati yang benar? Alurnya begini:

  • Dengarkan dulu keluh kesahnya
  • Buat ia tenang
  • Dukung seakan kamu pro dengannya
  • Baru setelah itu kamu kasih nasihat dengan lembut
  • Terakhir, kasih semangat dan ajak dia melakukan sesuatu yang ia senangi

Kenapa harus begitu? Orang yang sedang punya masalah, pasti butuh dukungan (support). Jadi, kamu harus menjadi sosok yang bisa menguatkannya. Kamu harus menjadi sosok yang memahami perasaan mereka. 

Walaupun sebenarnya di dalam masalah tersebut dialah yang salah. Namun kamu jangan langsung men-judge-nya. 

Coba saja tanya dirimu sendiri. Kalau lagi punya masalah, terus kamu disalahkan, bagaimana rasanya? Pasti tidak enak bukan?

Begitu pun dengan menulis. 

Kamu harus membuat tulisan dengan alur seperti itu. Kamu harus menuliskan tulisan yang ketika dibaca, itulah perasaan mereka semua yang mengalami masalah yang sama. 

Kamu tenangkan dulu pembaca dengan bahasa-bahasa indahmu, baru di akhir kamu berikan solusi terkait masalah yang sedang kamu tulis. 

Saya yakin dengan begitu tulisanmu akan lebih mengena. Ketimbang kamu langsung menyalahkan pembaca di awal pembahasan. Sehingga, hal ini bikin pembaca jadi malas membaca.

KETIGA, memikirkan pembaca

Sudah saya sampaikan di atas, kalau tulisanmu ditulis dengan gaya bahasa yang mainstream, ditambah lagi dengan keidealisanmu dalam menulis, mau sampai kapan pun pesan di dalam tulisanmu tidak akan tersampaikan ke pembaca.

Coba deh, sesekali kamu posisikan diri sebagai pembaca ketika menulis. Kalau kamu sedang membahas tentang perceraian, coba posisikan diri kamu sebagai sosok pasangan yang sudah bercerai. 

Bagaimana rasanya, bagaimana nasib anaknya, bagaimana permasalahannya, dan sebagainya. 

Jika kamu bisa menempatkan diri pada posisi tersebut, maka kamu akan dengan mudah merangkai kata demi kata yang ketika ditulis, itu memang yang dirasakan oleh mereka yang sudah berpisah. 

Sehingga ketika tulisan itu dibaca oleh mereka yang sudah berpisah, mereka akan merasa satu frekuensi dengan tulisan kamu. Akhirnya mereka merasa kalau kamu ini penulis yang bisa memahami perasaan mereka.

KEEMPAT, menarik emosional

Nah, ini juga menjadi salah satu trik untuk membius pembacamu. Kamu pernah menonton film atau drama? 

Pasti ada momen di mana kamu iba dengan tokoh protagonis, marah dengan tokoh antagonis, dan dibuat penasaran dengan nasib tokoh utamanya di akhir cerita seperti apa. 

Ini tanda kalau produser filmnya berhasil memainkan emosional penonton. 

Peran yang dimainkan si tokoh benar-benar masuk ke dalam situasi seakan-akan itu benar terjadi. Sehingga, ini membuat penonton puas melihatnya.

Begitu pun dengan tulisan, cobalah tarik emosional pembaca. Misalnya, kamu membahas tentang SBMPTN. Coba riset, bagaimana rasanya gagal SBMPTN, bagaimana rasanya nilaimu tertinggi satu sekolah, tapi tidak lolos SNMPTN dan SBMPTN. Nah, semua perasaan itu kamu rangkai menjadi bentuk tulisan. 

Saya yakin, mereka yang sedang mengalami hal yang sama dengan tulisanmu, akan emosional dan merasa satu frekuensi dengan tulisanmu. Alhasil, mereka akan me-repost tulisanmu itu.

KELIMA, gunakan paragraf dan kalimat pendek

Kenapa? Karena literasi negara kita cukup rendah. Kalau kamu menyuguhkan terlalu banyak bacaan dalam satu slide, itu bisa membuat pembaca cepat bosan. Nah, ini trik untuk kamu yang suka membuat microblog di Instagram. 

Cobalah buat microblog yang ketika dibaca, pembaca bisa menyelesaikan bacaannya dalam waktu singkat. 

Menurut saya, untuk pemula yang sedang branding diri di Instagram, cobalah buat microblog yang setiap slide-nya, jangan terlalu banyak paragraf. Mungkin maksimal satu paragraf atau satu kalimat lalu enter, satu kalimat lagi, enter lagi, dan seterusnya.

Jadi, agar terlihat sedikit dan pembaca punya semangat untuk membaca. Kalau tulisannya terlalu menumpuk seperti buku bacaan, ditakutkan pembaca jadi tidak mau membacanya.

KEENAM, menguji menarik tidaknya tulisan

Ketika kamu sedang mem-branding diri di media sosial, jangan asal posting. Namun, kamu harus riset. Tulisan seperti apa yang disukai oleh followers-mu. Jadi, untuk awal-awal, saya sarankan untuk mencoba berbagai tema microblog. 

Nanti, kamu bisa melihat. Ada berapa yang save posting-an kamu, ada yang berapa yang share, dan ada berapa yang like. Itu akan menjadi bahan pertimbanganmu untuk konten microblog berikutnya.

Begitu pun dengan buku, kamu harus riset. Apakah bukumu yang sebelumnya laku atau tidak. Kalau memang laku, mungkin kamu bisa buat buku berikutnya dengan tema yang sama tapi dengan topik yang berbeda. 

Kalau bukunya tidak laku, mungkin tema itu memang sedang tidak diminati oleh followers-mu dan masyarakat. Kenapa ini harus dilakukan? 

Agar namamu cepat naik, namamu cepat dikenal, followers-mu banyak, maka tarik orang dulu dan buang idealismemu dulu, ikuti pasar dulu. Kalau sudah terkenal dan tulisanmu banyak yang suka, silakan kalau mau memunculkan idealismemu dalam tulisan.

TERAKHIR, buat tulisan yang kamu sendiri pernah mengalaminya

Terakhir, coba buat tulisan yang kamu sendiri pernah mengalami hal tersebut. 

Saya yakin, kamu akan mengalir dalam membuatnya. Kenapa? Karena kamu sudah tahu rasanya, kamu pernah mengalaminya, dan kamu tahu sesakit apa. 

Sehingga, kamu bisa mengeluarkan semua perasaan itu menjadi sebuah tulisan. Semoga dengan itu, kamu bisa membius pembaca dengan tulisanmu.

Ada tujuh tips yang saya sampaikan. Semoga tips di atas bisa membantumu dalam membuat tulisan yang lebih berkualitas lagi. 

Tips di atas menjadi percuma kalau hanya sekadar dibaca. Sepertinya kamu memerlukan praktik agar tahu hasilnya seperti apa. 

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun