Mohon tunggu...
Mahestha Rastha A
Mahestha Rastha A Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cara Menjadi Pembicara yang Memukau Audiens

17 Maret 2021   19:51 Diperbarui: 17 Maret 2021   20:01 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Menjadi pembicara itu ....

Kalau dibilang susah, tidak terlalu susah. Kalau di bilang gampang, tidak gampang juga. Tapi bagi saya pribadi, menjadi seorang pembicara adalah sebuah kemustahilan yang ternyata menjadi kenyataan sampai sekarang. 

Dulu, sebelum terjun dalam dunia literasi, saya termasuk orang yang tidak lihai berbicara secara langsung. Walau saya termasuk orang yang percaya diri ketika berada di depan banyak orang, tapi kekurangan saya adalah bingung apa yang mau dikatakan. Bahkan sekalinya berucap, terkadang setiap kata suka belibet sendiri. Sehingga, tidak mungkin seorang Mahes itu menjadi sosok pembicara di depan umum. Begitulah pikir saya dulu.

Alhasil, semenjak membuat buku dan menjadi penulis. Terlebih membangun Sekolah Menulis Indonesia awal 2018 lalu, akhirnya menuntut saya untuk menambah satu profesi lagi yaitu seorang public speaker. Awalnya tidak menyangka dengan profesi yang satu ini. Karena bagi saya yang merasa sulit berbicara, menjadi public speaker adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tapi, ternyata Allah berkehendak lain. 

Akhirnya, semenjak saya dikenal sebagai penulis, dari awal 2018 sampai sekarang sudah 40 lebih seminar, kajian, diskusi, dan wawancara yang sudah saya isi. Entah ini angka yang sedikit atau banyak. Tapi bagi saya yang tidak fokus pada profesi public speaker, sepertinya ini angka yang fantastis bagi saya pribadi.

Akhirnya, sesuai request-an beberapa teman, mereka meminta saya sharing pengalaman bagaimana menjadi pembicara yang baik dan bisa memukau penonton. 

Sebenarnya saya berat menulis tema ini. Karena saya pun masih banyak belajar tentang dunia public speaker. Tapi, karena yang saya share ini adalah pengalaman sendiri, jadi semoga ini bisa menjadi inspirasi buat teman-teman yang mungkin baru memulai diri menjadi seorang public speaker. Silakan disimak!

PERTAMA, BUKA ACARA YANG BISA MENARIK PERHATIAN

Biasanya, orang akan pertama kali menilai seseorang ketika pertemuan pertama dengan orang tersebut. Coba bayangkan, kalau kita membuka acara dengan wajah masam, tanpa ekspresi, nada bicara datar, intonasi tidak kuat, dan gaya bicara seperti khotib sedang khutbah jumat, kira-kira bagaimana reaksi penonton untuk pertama kalinya?

"Kayaknya pematerinya membosankan deh. Tapi karena sudah terlanjut duduk, ya sudah nikmati saja."

Ya, kesan pertama kepada penonton itu menentukan apakah mereka akan mendengarkan kita selama mengisi atau tidak. Mungkin kamu bisa membuka acara dengan pantun jenaka, ceritakan sedikit perjalanan menuju KTP yang mengesankan, atau paling minimal bukalah acara dengan senyuman. Setidaknya, itulah yang akan membuat penonton juga senyum dan bahagia melihat kamu berdiri di depan.

KEDUA, JANGAN GROGI

Pembicara itu wajib kudu harus percaya diri. Kalau kamu terlihat grogi ketika berada di depan banyak orang, mereka akan memandangmu jelek. Misalnya,

"Kok pembicaranya kayak baru pertama lagi mengisi. Sudah pengalaman ngisi materi belum sih sebenarnya?"

Nah, pemikiran seperti ini yang kadang ada beberapa penonton yang nyeletuk seperti itu. Salah satunya saya ketika mengikuti seminar atau kajian apapun. Jadi, biasakan sebelum mengisi sebuah acara, kondisikan diri dulu agar lebih santai dan rileks.

Tahu enggak sih? Orang yang percaya diri dengan orang yang grogi itu beda-beda tipis. Mereka yang percaya diri sebenarnya grogi juga. Tapi karena mereka bisa mengendalikan diri dan bisa menutupi kegrogiannya itu, akhirnya dia terlihat percaya diri. Sedangkan mereka yang grogi kebalikannya. Mereka tidak bisa mengontrol kegrogiannya. Akhirnya mudah terlihat oleh orang lain.

Em, satu tips mungkin dari saya untuk bisa menghilangkan grogi adalah menjadi diri sendiri. Kamu orangnya seperti apa ketika mengobrol dengan orang lain, maka jadilah dirimu yang seperti itu juga ketika berada di depan orang banyak. Saya sudah sering mencoba. Ternyata itu membuat saya nyaman dan penonton lebih intens mendengarkan apa yang saya katakan. Mungkin mereka merasa seperti sedang berbicara dengan saya.

KETIGA, KENALI SIAPA PENONTON KITA

Ya, materi yang akan kamu sampaikan, bagaimana gaya bicara kamu ketika berbicara, itu tergantung siapa penontonnya. Kalau mereka masih SD atau SMP, tidak mungkin kamu menggunakan banyak istilah yang asing di telinga mereka. 

Begitu pun dengan cara berbicara, intonasi, dan materi yang disampaikan. Kita harus menyesuaikan diri. Intinya adalah agar penontonnya tidak bosen dan mengerti apa yang disampaikan. Nah, bagaimana caranya? Silakan beradaptasi.

KEEMPAT, HIBUR PENONTON

Walau mungkin kamu bukan tipe orang yang bisa bercanda. Tapi ketika kamu sudah menuntut diri untuk menjadi seorang public speaker, candaan itu adalah pemanis yang wajib ada dalam sebuah acara. Saya ibarakan begini. Kejahatan kalau disampaikan dengan menarik dan menggiurkan, orang-orang pasti akan tertarik. Begitu pun dengan kebaikan, kalau disampaikan dengan cara yang membosankan, orang-orang pasti tidak akan tertarik. 

Nah, itulah kenapa dalam mengisi materi sebuah seminar atau acara, ice breaking itu penting sekali untuk memecahkan suasana. Bisa hibur penonton dengan lawakan atau dengan games kecil yang menyenangkan.

KELIMA, DESAIN PRESENTASI

Ada beberapa public speaker yang kalau mengisi tanpa PPT, dia tidak bisa. Ada juga public speaker yang tanpa PPT sekalipun, dia bisa berbicara lancar. Nah, buat kamu yang suka pakai PPT ketika mengisi acara, sebenarnya antara bagus dan tidak bagus ketika desain presentasi kamu eye catching. 

Karena saya mengalami sendiri. Ketika saya membuat PPT yang bagus desainnya, ketika mengisi dan disambungkan ke proyektor, itu suka eror karena terlalu berat memori PPT-nya. Entah karena laptop saya yang sudah tua atau bagaimana, jadi mungkin ini tips juga buat kamu. 

Kalau ingin menggunakan PPT dengan desain yang bagus, pastikan uji coba dulu dengan menyambungkan laptop ke proyektor sebelum berangkat. Apakah eror atau tidak. Karena sayang sekali, waktu yang terbuang percuma hanya untuk menyelesaikan kendala teknis saja.

KEENAM, SAMPAIKAN DIAWAL APA YANG MAU DISAMPAIKAN

Nah, ini salah satu cara saya kalau mengisi seminar atau kajian. Saya selalu menyampaikan poin-poin apa saja yang akan saya bahas pada pertemuan tersebut. Tujuannya untuk apa? Agar penonton tahu, selama 30-60 menit ke depan, mereka akan mendapatkan apa saja dari mendengarkan saya. 

Tapi, pastikan apa yang kamu bahas adalah sesuatu yang menarik perhatian mereka. Jangan sampai, poin-poin yang kamu sampaikan itu terlalu teoritis dan penonton tidak membutuhkannya. Akhirnya, mereka jadi tidak tertarik dengan acara yang sedang kamu bawakan. So, carilah kebutuhan penonton terkait tema yang ingin kamu sampaikan.

KETUJUH, CEK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KAMU

Kelebihan saya ketika mengisi acara itu ekspresif. Sehingga, saya selalu memanfaatkan kelebihan tersebut ketika mengisi acara. Sedangkan kekurangan saa ketika mengisi acara itu suka belibet saat berbicara. Sehingga, saya akan atasi itu dengan cara berbicara lebih slowly dan tidak buru-buru. 

Nah, mungkin kamu juga perlu coba ini. Kelebihan yang kamu punya, manfaatkan sebagai senjata ketika mengisi acara. Kemudian, kekurangan yang kamu miliki, harus segera dicari solusinya. Agar tidak menjadi penghambat ketika kamu mengisi acara.

KEDELAPAN, CERITAKAN PENGALAMAN HIDUP

Kenapa harus pengalaman hidup? Agar penonton merasa bahwa orang yang sedang mereka dengarkan itu memang punya pengalaman sendiri terkait apa yang disampaikannya. Misalnya, saya mengisi seminar tentang pernikahan. Sedangkan, saya belum punya pengalaman sekali tentang pernikahan. Nah, ini bisa menurunkan rasa percaya penonton ke kamu. 

Jadi, untuk awal-awal coba isilah seminar dengan tema yang kamu merasa mampu untuk itu. Enaknya lagi, kalau menceritakan pengalaman hidup, pembicaraanmu akan lebih mengalir dan lancar. Karena kamu hanya tinggal flash back saja dan menceritakan kejadian yang sudah terjadi.

KESEMBILAN, INTERAKSI

Walau hanya kamu yang berbicara, jangan sampai dari awal hingga akhir, kamu hanya berbicara satu arah saja. Coba sesekali libatkan penonton. Misalnya, tanya pendapat mereka terkait masalah yang sedang kamu angkat. Itu akan membuat mata penonton sedikit melek. Sehingga ada interaksi di sana dan membuat penonton bergerak juga. Tidak hanya duduk diam dari awal sampai akhir.

TERAKHIR, KUASAI EMOSI PENONTON

Coba deh, ketika mengisi sebuah acara, pastikan masalah yang kamu cari adalah masalah yang memang sering dialami oleh banyak orang. Sehingga, ketika kamu mengisi acara tersebut, akan banyak penonton yang merasakan satu feel dengan masalah yang sedang kamu bicarakan. Banyak loh acara-acara yang ketika sesi tanya jawab, penontonnya sampai ada yang curhat bahkan sampai menangis. Nah, ini tanda bahwa materi yang kamu sampaikan benar-benar mengena ke penonton.

Mungkin itu beberapa tips dari pengalaman saya sebagai public speaker. Tidak banyak, tapi semoga bisa menjadi solusi untuk kamu yang masih awal belajar. Semoga yang baik bisa diambil dan yang jelek bisa dievaluasi. Kalau ada tips lain, boleh usulnya di kolom komentar ya. Terima kasih.

Wallahu'alam Bishawab

Sumber:
tempo.co
ronapresentasi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun