Menurut saya judul itu tidak menarik, tapi karena saat itu penerbit mengajukan judul tersebut dan saya sedang tidak punya ide membuat judul yang bagus, akhirnya saya terima judulnya seperti itu. Padahal menurut saya pribadi, isinya berbeda sekali dan fresh dari buku-buku sejenis yang ada di pasar.Â
Menurut saya, dari kelima buku saya yang sudah terbit, buku ini salah dua yang laris penjualannya ketika saya promosi sendirian.Â
Awalnya judulnya bukan ini, tapi "Aku ingin Berislam Seutuhnya." Tapi editor saya waktu itu Mas Bimo dari Penerbit M&C mengajarkan saya untuk membuat judul yang provokatif.Â
Judul yang kalau dibaca bisa mendorong orang langsung bertanya-tanya apa isi bukunya dan kenapa judulnya seperti itu. Akhirnya terciptalah judul buku "Menjadi Umat Islam Abad 21."Â
Beliau editor yang luar biasa, naskah saya dari A sampai Z dikoreksi isinya. Beda dengan buku saya yang lain. Mungkin penerbit M&C salah satu penerbit mayor yang saya rekomendasikan untuk kalian.Â
Kalau ingin tahu kekurangan naskah kalian apa saja, hal yang perlu direvisi, bagian mana, kalimat yang mana, beliau memberikan solusi semua.Â
Menurut saya, dari kelima buku saya yang terbit, itu buku terapih setelah diterbitkan. Walau saya belum melihat penjualannya di toko buku sudah berapa eksemplar, tapi bagi saya yang menjualnya sendiri tanpa promosi iklan di media sosial, penjualannya cukup baik, yaitu hampir seratus eksemplar.Â
Mungkin bagi sebagian orang jumlah itu sedikit, tapi bagi saya yang tidak pandai berjualan, itu angka yang fantastis ketika berjuang sendirian untuk menjual buku. Jadi, jangan sampai sepelekan judul.
Judul biasa walau marketingnya bagus, mungkin penjualannya akan kurang maksimal. Tapi kalau judulnya bagus, diselingin dengan marketing yang efektif, mungkin penjualannya akan lebih maksimal. Salah satu tipsnya, buat judul yang provokatif.
PLAN KEDUA: BAHAN PROMOSI #1
Bahan promosi yang pertama adalah desain. Memang tak dipungkiri, penulis itu dituntut untuk belajar ilmu marketing dan copywriting. Karena kalau buku terbit, tugas selanjutnya adalah menjual bukunya agar banyak orang yang membaca dan menerima manfaat dari apa yang sudah kita tulis.