KEEMPAT, KEBODOHAN
Terkadang saya suka bingung sama netizen Indonesia. Mereka selalu mengatakan,
"Kenapa sih dia diundang ke televisi terus?"
"Viral aja langsung masuk televisi, kok bisa!"
"Tidak harus punya prestasi kalau mau masuk televisi, yang penting viral!"
"Cukup punya goyangan lucu, enak langsung masuk televisi dan diundang ke acara-acara televisi."
Begitulah komentar kebanyakkan netizen. Padahal yang membuat tokoh itu viral adalah si netizen itu sendiri. Jadi dari pada kesal, mending introspeksi diri sendiri.
Tapi, walau data dari Microsoft itu membuat Indonesia peringkat terbawah, setidaknya ada hal baik yang Indonesia dapatkan. Selama pandemi, empat dari sepuluh responden mengaku tingkat kesopanan digital di Indonesia membaik. Hal itu didorong oleh rasa kebersamaan yang lebih besar di saat pandemi dan melihat netizen saling tolong-menolong secara online.
Ya, semoga ini bisa menjadi introspeksi bersama. Hal yang baik bisa jadikan apresiasi. Namun, hal yang buruk janganlah diapresiasi. Kita harus sama-sama refleksi dan introspeksi. Sebenarnya, selama ini menggunakan media sosial untuk hal yang baik atau tidak?
Kalau untuk melakukan hal baik, alhamdulillah. Kamu sudah melakukan tugasmu dengan benar sebagai manusia.
Tapi kalau yang kamu lakukan di media sosial adalah sesuatu yang buruk. Oh, simpel saja. Berarti kamulah yang menjadi penyumbang terbesar data-data di atas.