Mohon tunggu...
Mahesa Haikal Alghifari
Mahesa Haikal Alghifari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bahasa Indonesia, menulis apapun kalau sedang ingin.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemarahan pada Pujangga

27 Desember 2022   19:30 Diperbarui: 27 Desember 2022   19:32 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lepas daripada bayang-bayang ironi,

seorang Pujangga tertidur lelap.

Remang-remang terlihatlah rembulan,

mendekap sang Pujangga yang terlelap.

Padanya berbisik, sesosok guru lama.

Menyahut bersama rintihan awan, bertanyalah ia:

kapan kiranya Pujangga tertambat rembulan?

Senyatanya telah hilang padanya kilauan kama

Pujangga, kau terlena!

Demikian guratan pena bermekaran,

kau ciptakan syair-syair indah ...

dihantarkan padanya surat-surat.

Kau jadikan padanya ajang bela sungkawa ...

Kau hinakan syair-syair merdu pada jurang berahi.

Terbang jauh menuju rembulan,

dan kini tlah pulang, menyisakan jasad-jasad makna.

Bandung, 27 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun