Mohon tunggu...
Atanasius TauraMahesa
Atanasius TauraMahesa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pribadi yang rajin menabung dan tidak sombong

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Imam Masa Kini dan Mendatang: Apakah Pintar Saja Cukup?

1 Maret 2023   11:59 Diperbarui: 1 Maret 2023   12:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu tidak ada salahnya jika ada umatnya yang lebih pintar dari dirinya, hal itu seharusnya dijadikan kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru karena tidak ada salahnya seorang imam itu belajar dari siapapun. Serta tidak ada salahnya untuk terus belajar selagi masih ada kesempatan, meskipun umur sudah tidak muda. Itulah alasan mengapa kepintaran saja tidak cukup bagi seorang calon imam dan seorang imam.

Bukan hanya kepekaan yang menjadi pelengkap bagi seorang imam dalam berpastoral, karena tidak cukup hanya berhenti di kepekaan saja. Seorang imam harus mengubah kepekaan tersebut menjadi sebuah aksi dalam bentuk kepedulian. 

Sebab itu kepedulian juga menjadi hal yang penting untuk dimiliki seorang imam. Karena dalam berkarya nanti seorang imam pasti tidak sendirian dan tidak lepas dari banyak orang. 

Jika seorang imam tidak peka dan peduli dengan keadaan di sekitarnya, maka seorang imam akan lebih mementingkan dirinya sendiri dan hanya memikirkan dirinya entah itu reputasinya, kebaikannya, dan hal yang lebih berfokus pada dirinya sendiri. Padahal seharusnya seorang imam lebih memikirkan kondisi di sekitarnya terlebih dahulu dan bisa menyesuaikan dirinya, sehingga karyanya nanti dapat lebih diterima oleh umatnya.

Kepekaan seorang imam terhadap suatu keprihatinan umatnya di sekitar diubah menjadi tindakan atau karya yang sesungguhnya dalam bentuk kepedulian seorang imam. 

Karena semua kepekaan itu akan percuma dan sia-sia saja jika tidak ada tindak lanjutnya atau hanya berhenti pada keprihatinan saja. Seorang imam harus benar-benar paham dengan kondisi lingkungan tempat berkarya terlebih dahulu. Semua bakal sia-sia jika imam telah mewartakan Sabda dengan kata-kata yang indah, bagus, dan menarik, namun jika umatnya masih kesulitan untuk makan dan hidup sehari-hari. 

Kepekaan terhadap hal-hal seperti ini yang dibutuhkan oleh seorang imam, sehingga dengan kepedulian sebagai tindak lanjutnya imam mampu menentukan tindakan tepat yang akan diambilnya. Maka dari itu kepekaan dan kepedulian merupakan suatu hal penting yang tidak dapat dipisahkan dan harus dimiliki seorang imam, agar tidak salah dalam mengambil keputusan dan menentukan kebijakan.

Seorang calon imam dan seorang imam juga harus mempunyai sikap yang baik terhadap siapa saja. Serta harus tahu bagaimana mengkondisikan diri mereka dalam berbagai keadaan. Sebab seorang imam sudah seperti seorang public figure di mata umat, sehingga setiap hal yang dilakukan olehnya akan selalu diperhatikan oleh umat. 

Seorang imam harus mampu bersikap semestinya sesuai dengan kondisi tertentu, bukan berarti seorang imam bertopeng. Namun yang dimaksudkan ialah jika dalam keadaan sedih seorang imam harus bisa mengkondisikan bagaimana seharusnya dirinya bersikap. Bukan malah dirinya bergembira, karena tidak mau disebut bertopeng dan harus bersikap apa adanya.

Jika dalam menjalankan tugas perutusannya seorang imam hanya menggunakan kepintaran saja belum tentu tugas yang diberikan itu berhasil dan terlaksana dengan baik. 

Apalagi jika dirinya ditugaskan dan dikirimkan ke dalam desa terpelosok, kepintaran akan sia-sia jika umatnya masih belum mampu untuk makan. Kepekaan, kepedulian, sikap yang baik itu beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang calon imam dan imam di masa kini dan mendatang. Itu semua harus dilengkapi dengan penyerahan diri setulus-tulusnya dan sepenuhnya serta dilandaskan oleh rasa cinta kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun