Mohon tunggu...
Mahesa Dwi
Mahesa Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Guru Ngaji

24 Mei 2022   19:17 Diperbarui: 24 Mei 2022   19:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban setiap individu untuk membaca dan mempelajai Al-Qur'an. Al-qur'an adalah kalamullah yang istilahnya berasal dari Bahasa arab dengan arti bacaan. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan di dunia oleh manusia. 

Hukum membaca dan mempelajari Al-Qur'an bagi umat muslim adalah wajib, terbukti dengan hadist Riwayat Muslim yang mengatakan "Bacalah Al-Qur-an! Karena ia akan datang padaa hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya".

   Sejak kecil anak-anak di lingkungan kampungku sudah di ajarkan membaca Al-Qur'an atau biasa disebut dengan ngaji. Di tahap awal belajar membaca Al-Qur'an, terlebih dahulu belajar membaca buku iqro'. Buku iqro' berisi enam jilid yang biasanya dijual secara terpisah dengan warna yang berbeda atau ada juga yang menjual enam jilid dalam satu buku. Iqro' 1 atau jilid pertama berisi pelajaran huruf hijaiyyah dengan penulisan paling mudah, yaitu secara terpisah. 

Huruf hijaiyyah sendiri ada 29 huruf tanpa menyertakan lam alif yang merupakan gabungan dari dua huruf. Setiap jilid buku iqro' memiliki kesulitan tersendiri dimana semakin mendekati jilid enam, maka kesulitan belajar semakin meningkat.

 Ketika sudah khatam dan bisa membaca serta memahami buku iqra' di setiap jilidnya dapat dipastikan ketika membaca Al-Qur'an akan lebih mudah. 

Namun masih ada hukum bacaan atau tajwid yang harus dipelajari supaya bacaan Al-Qur'an yang kita baca benar. Karena jika salah dalam pengucapan bacaan dalam Al-Qur'an akan berbeda maknanya.

   Dulu waktu kecil sekitar umur empat sampai enam tahun aku ngaji di tetangga samping rumah yang jaraknya sekitar 15 -- 20 Meter. Beliau adalah guru ngaji pertama yang mengajariku membaca Al-Qur'an, meskipun ibuku dari kecil juga mengajari ngaji. 

Mak seh merupakan panggilan akrab kami sebagai murid. Selain belajar mengaji beliau mengajarkan banyak hal seperti patuh kepada orang tua, berbakti, tidak boleh bertengkar sesama teman, dan masih banyak yang di ajarkan oleh beliau.

 Kenangan terakhir yang aku ingat ditempat ngaji itu adalah perayaan ulang tahunku yang ke enam tahun disana. Perayaan kecil-kecil an dengan nasi kuning dimakan bersama setelah pembacaan doa yang di pimppn oleh Mak Seh.

   Beberapa bulan kemudian tidak pasti tepatnya berapa bulan karena aku sudah lupa, tempat ngaji pindah ke samping kiri rumahku dengan jarak yang sama sekitar 15 -- 20 Meter. 

Guru ngajiku yang baru bernama Mak Sri, beliau pernah bercerita jika dulu sewaktu masih menjadi santri di pondok pesantren beliau merupakan santri yang bisa dibilang sulit untuk memahami ilmu. 

Dibuktikan dengan pendapat yang disampaikan oleh guru beliau ketika kami murid TPA berkunjung ke rumah guru beliau waktu hari raya idul fitri. Sudah menjadi kegiatan rutin setiap hari raya murid TPA bersilahturahmi ke pondok pesantren antar desa. 

Di kunjungan pondok terakhir adalah pondok tempat Mak Sri belajar ngaji, dan guru Mak Sri bilang "Masyaallah padahal dahulu kamu ini murid yang bisa dibilang sulit memahami materi di baning yang lain, tapi sekarang kamu sudah menjadi guru ngaji dan mempunyai banyak murid".

   Banyak kegiatan yang diadakan oleh Mak Sri salah satunya untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia di TPA Darunnajah mengadakan berbagai macam lomba seperti lomba Adzan untuk pria, Iqomah untuk wanita, dan lomba berbagai macam do'a.

Oleh Mak Sri saat itu aku disuruh untuk lomba membaca do'a sebelum tidur. Hari lomba pun tiba suasa sangat meriah dan dibuka dengan perlombaan adzan, sampai tiba giliranku untuk maju lomba membaca doa sebelum tidur. 

Semua berjalan lancar sampai pengumuman juara masing-masing bidang dan tibalah saatnya pengumuman juara lomba membaca doa sebelum tidur, 

namaku tidak disebut oleh MC (Aku pikir mulai sinilah jiwa tidak ingin kalahku muncul) karena yang menjadi juri adalah saudaraku setelah acara selesai aku protes ke mereka kenapa tidak jadi juara padahal menurutku doa yang ku baca sudah benar dan sesuai dengan yang diajarkan. 

Setelah itu aku cerita ke ibuku kejadian tersebut dan beberapa hari kemudian saudaraku yang menjadi juri  memberiku sebuah hadiah dengan tulisan di sampulnya "Juara 1" 

katanya "Ini kado lomba kemarin, Mc nya salah sebut seharusnya kamu yang juara", tapi fakta dibalik kado itu adalah ibuku yang memberi kado itu ke saudaraku untuk di berikan kepadaku supaya tidak marah karena kalah dan itu baru ku ketahui akhir -- akhir ini.

   Kembali lagi cerita tentang guru ngajiku setelah emoat tahun ngaji di tempat Mak Sri aku pamit kepada beliau untuk pindah tempat ngaji ke Pondok Pesantren, tidak mukim melainkan nduduk (Pulang pergi) karena hanya diniah saja. 

Mak Sri dan Mak She merupakan guru ngaji masa kecilku yang tidak akan aku lupakan. Sabarnya mereka ketika mengajariku ngaji dan metode yang digunakan cukup mudah untuk dipahami, mereka selalu berdoa untuk kesuksesan murid-muridnya.

   Sekitar tahun 2012 atau lebih Mak Seh guru ngaji pertamaku meninggal dunia karena sakit, kini guru ngaji masa kecilku yang masih ada adalah Mak Sri. Untuk beliau berdua pencapaianku saat ini selain doa dari orang tua adalah doa dan dukungan serta motivasi yang kalian tanamkan. 

Terimaksih telah membingku selama ini dan untuk Mak She semoga Allah mengampuni dosa-dosa mu selama di dunia dan di tempatkan yang terbaik disisi-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun