Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lika-liku Pemilik Hobi Koleksi Kertas, Mulai dari Buku hingga Lembar PBB

5 Mei 2021   14:26 Diperbarui: 5 Mei 2021   14:57 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa koleksi buku (dok.pribadi)

Kamu mungkin sedang mencari tahu apakah saya salah tulis kata untuk 'kertas' pada judul di atas. Jika iya. Maka saya pastikan tulisan judul tersebut sudah benar.

Saya justru sebenarnya ragu apakah penggunaan kata lika-liku yang saya tulis sudah tepat. Bukan lika liku, liku liku atau liku-liku. Ah biar nanti mas Khrisna Pabhicara yang mengomentari kalau memang salah. Hehehe.

Baca juga : My new healthy lifestyle, Ganti Konsumsi Manismu dengan Madu

Sebagian pembaca mungkin ada yang bertanya, apa yang saya maksud dengan kertas. Saya sebut demikian karena koleksi yang saya akan ceritakan di sini berbahan dasar kertas.

Tentu saja memang ada beberapa koleksi saya yang lain. Seperti kaset pita lagu-lagu zaman dulu, batu akik dan juga beberapa tosan aji seperti keris warisan almarhum bapak.

Tapi kali ini saya hanya akan bercerita mengenai hobi saya mengoleksi segala hal yang berkaitan dengan kertas. Agar lebih simpel saya membaginya menjadi dua ya.

Koleksi Kertas, Jenis Barang Umum

Sebagai seorang yang suka membaca. Sejak kecil saya memang sudah senang mengumpulkan buku. Sehingga seperti kisah saya sebelumnya. Sering menyewakan buku yang saya miliki.

Baca juga : Sewa Komik, Main Gambaran dan Gundu Nostalgia yang Kurindu Saat Ramadan Dulu

Koleksi buku yang saya miliki beragam ada yang serius dan menambah wawasan. Seperti buku-buku keagamaan, biografi dan seputar politik, ekonomi ataupun marketing.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Ada juga yang ringan-ringan dan menghibur. Dulu saya banyak memiliki buku novel. Diantaranya Lupus-nya Hilman, buku Trio Detektive karya Robert Arthur dan Lima Sekawan dari Enid Blyton.

Untuk buku cerita silat baik komik maupun novel banyak saya miliki. Mulai dari Wiro Sableng 212, Roro Centil, Mandala Siluman Sungai Ular maupun Jaka Sembung.

Selain buku saya juga senang mengoleksi Perangko. Awalnya dari seringnya melihat bapak yang senang mengkoleksi barang tersebut.

Untuk yang pernah sezaman dengan saya pasti juga pernah melakukan hal ini. Mengkoleksi Amplop dan Kertas Surat. Saat itu memang sedang tren menulis surat dengan kertas bergambar dan berbau harum. Baik untuk teman, saudara maupun pacar.

Baca juga : Wanita-wanita tangguh penyibak fajar jalanan ramadan

Untuk koleksi berikutnya yang juga terinspirasi dari bapak adalah mengumpulkan Uang Kertas. Dulu sempat ada beberapa album yang berisi uang-uang lama. Sayang sekarang sudah tak jelas lagi keberadaannya.

Koleksi Kertas Jenis Barang Tak Umum

Sebelum mulai membaca mohon jangan berfikir saya aneh atau sedikit nyleneh dengan hobi koleksi barang-barang kertas tak umum ini ya. Walaupun kalau ditanya alasannya sampai saat ini saya juga bingung menjawabnya.

Karena tak umumnya koleksi kertas ini sehingga seringkali mengundang perdebatan antara saya dan isteri. Isteri jadi sering cemberut jika melihat banyaknya kertas yang saya simpan.

Koleksi barang tak umum saya yang pertama adalah Kertas Slip Gaji. Saya menyimpan lembaran Slip Gaji dari tempat bekerja sejak awal pertama kali saya mulai bekerja.

Sebagian koleksi slip gaji (dok.pribadi)
Sebagian koleksi slip gaji (dok.pribadi)
Jika coba saya hitung dari tempat bekerja yang terakhir sudah hampir 22 tahun saya disana. Dan kalau tidak salah ada 247 lembar Slip Gaji yang masih saya simpan hingga kini.

Koleksi yang berikutnya adalah Lembar Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Lembar ini saya kumpulkan sejak pertama memiliki rumah sendiri walaupun berstatus masih 'nyicil' (sombong amat...).

Selain itu saya juga masih mengoleksi Bukti-bukti Setoran Bank. Baik yang statusnya untuk tabungan dari beberapa bank maupun cicilan KPR untuk rumah yang sekarang saya tempati. Sejak saya pertama kali menyetorkan cicilan.

Lembar tanda terima setoran dan pbb (dok.pribadi)
Lembar tanda terima setoran dan pbb (dok.pribadi)
Untungnya untuk beberapa bank sudah tidak lagi menyertakan lembar tersebut. Toh sebenarnya juga sudah ada buku tabungan yang merupakan bukti dana sudah masuk. (Sambil garuk-garuk kepala... jadi kenapa saya masih menyimpan lembar-lembar itu ya).

Yang berikutnya adalah Brosur Rumah dan Kendaraan. Sebagian besar sebenarnya saya kumpulkan sewaktu sedang mencari referensi saat akan membeli rumah dan kendaraan.

Untuk rumah saya simpan sebagai rujukan gambar jika akan merenovasi. Dan keterusan saya simpan hingga sekarang. Mau dibuang kok sayang. Padahal dari internet juga dengan mudah mencari model-model rumah yang diinginkan. Brosur mobil juga jelas sudah nggak 'uptodate'. Hadeuh.

Kalau menurut saya sih hobi koleksi saya tidak terlalu aneh. Seperti youtuber yang mengkoleksi celana dalam bekas pakai dari youtuber lain bahkan dengan membeli seharga puluhan juta. Iya tidak teman.

Tapi kata isteri saya lebih baik koleksi-koleksi kertas saya terutama yang berkategori barang tak umum dihibahkan saja kepada orang lain atau pemulung. Lumayan kan berbagi rezeki apalagi di bulan suci Ramadan ini.

Kalau dipikir-pikir sih ada benarnya. Daripada saya kerepotan sendiri saat menyimpannya karena keterbatasan ruang dan tempat. Tapi, masih sering timbul keraguan, bagaimana jika suatu saat ternyata barang tersebut diperlukan. (Tuh, kan bingung lagi jadinya).

Bagaimana menurut kalian?

Tangerang, Mei 2021
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun