Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tiga Lagu Religi Ini Bisa Bikin Kamu Menangis di Malam-Malam Ramadan

22 April 2021   12:47 Diperbarui: 22 April 2021   12:59 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ramadan adalah bulan penuh berkah dan bulan pengampunan. Saat dimana Allah melipatgandakan segala pahala dari setiap amal perbuatan.

Di bulan ini pintu-pintu hati kita seolah dibuka. Ibadah-ibadah Ramadan membuatnya lebih peka menangkap segala peristiwa dalam lingkup kebesaran Illahi.

Lagu-lagu religipun tercipta. Menafsirkan segala cerita menjadi bait-bait lirik yang bertemakan islam ataupun penghambaan diri terhadap Allah. Bahkan berbentuk lantunan zikir dan doa-doa yang indah untuk disimak.

Dari sekian banyak lagu setidaknya ada 3 lagu religi favorit yang bakalan membuat kamu menangis. Tersungkur dalam sujud di malam-malam Ramadan dengan deraian air mata.

Satu lagu bertemakan perasaan takut akan segala cobaan di dunia, lagu lain bertemakan rasa takut akan kematian dan satu lagi bertemakan suasana saat hari kiamat kelak.

Ya Allah dari Wali Band

Wali adalah salah satu group band yang paling sering menciptakan lagu bertema religi. Band ini beranggotakan Ovie (keyboardist), Faank (vokalis), Apoy (gitaris) dan Tomi (drummer).

Lagu paling berkesan yang dinyanyikan oleh Wali Band ini berisikan lantunan zikir dan doa. Selain nada dan musiknya yang enak untuk didengar. Liriknya juga sangat menyentuh jiwa..

"Yaa Allahhu Yaa Rabbii
Yaa Allah
Yaa Allah jangan Kau coba aku
Melebihi batas mampu dan sanggup ku
Yaa Allah bila memang Kau coba
Aku percaya Kau sayang pada ku"

Buat yang sering menonton tayangan FTV bertemakan hidayah pasti sering mendengar lagu ini diputar sebagai "theme song' di sela-sela adegan yang berlangsung.

"Ya Allah lindungilah diriku
Dari yang menjahati menzhalimi ku
Yaa Allah Kau lah Maha Segala
Engkaulah pelindung hidup dan mati ku
Yaa Allahhu Yaa Rabbii
Yaa Allahhu Yaa Rabbii
Yaa Allahhu Yaa Rabbii
Yaa Allah"

Lagu ini menceritakan rasa takut seseorang akan segala cobaan dari Allah. Sekaligus rasa percaya akan sifat Ar Rahman dan Ar Rahim Allah yang tak akan memberi cobaan di luar kemampuan seseorang.

Sekaligus pengakuan akan kekuasaan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang bisa melindungi diri manusia dan menjadi tempat bergantung. Sebuah penggambaran sempurna dari ketauhidan seseorang.

Sebuah lagu yang menyentuh hati dari anak-anak band yang merupakan lulusan pesantren dan sebagian besar merupakan lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


Andai Kutahu dari Band Ungu

Lagu religi yang cukup berkesan dari grup musik yang didirikan pada tahun 1996. Adalah 'Andai Kutahu'. Lagu ini dinyanyikan oleh Pasha (Vokalis), diiringi Makki (Bassis), Enda (Gitaris), Onci (Gitaris), dan Rowman (Drummer).

"Andai kutahu. Kapan tiba ajalku
'Ku akan memohon
Tuhan, tolong panjangkan umurku
Andai kutahu. Kapan tiba masaku
'Ku akan memohon
Tuhan, jangan kau ambil nyawaku"

Andai Ku Tahu yang dirilis pada tahun 2006 dalam album religi mereka Surga-Mu menggambarkan suasana batin seseorang. Demikian dekatnya sisi spiritualnya dengan Tuhan. Sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan tentang perihal ajal.

"Aku takut. Akan semua dosa-dosaku
Aku takut. Dosa yang terus membayangiku
Andai kutahu. Malaikat-Mu 'kan menjemputku
Izinkan aku. Mengucap kata taubat pada-Mu"

Pertanyaan tentang ajal tersebut memunculkan kesadaran akan banyakmya dosa yang telah diperbuat. Ketakutan-ketakutan akan datangnya kematian. Hingga permohonan untuk diperpanjamg umur agar ada kesempatan untuk mengucap kata taubat.

"Aku manusia. Yang takut neraka
Namun aku juga. Tak pantas di surga"

Lagu ini juga menceritakan sisi manusiawi dari setiap orang yang takut akan panasnya api neraka. Betapa ia menangis dalam ketakutannya. Namun menyadari betapa dosa-dosa yang dilakukan membuat diri tak pantas untuk memasuki surga Allah.


Ketika Tangan dan Kaki Berkata dari Chrisye

Lagu ini demikian kuat liriknya. Sehingga jika kita mencoba membacanya saja. Tanpa mendengarkan nada-nada yang dinyanyikan oleh Almarhum Chrisye yang meninggal tahun 2007 lalu di Jakarta. Itu sudah cukup membuat kita merenung dalam keharuan.

"Akan datang hari mulut dikunci. Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara. Dari mulut kita
Berkata tangan kita. Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita. Ke mana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita bila harinya. Tanggung jawab tiba
Rabbana
Tangan kami. Kaki kami
Mulut kami. Mata hati kami
Luruskanlah. Kukuhkanlah
Di jalan cahaya. Sempurna
Mohon karunia kepada kami
Hamba-Mu yang hina"

Ketika Tangan dan Kaki Berkata adalah sebuah lagu rohani Chrisye dari album ke-17, Kala Cinta Menggoda. Lagu ini diciptakan oleh Chrisye sedangkan liriknya ditulis oleh penyair terkenal Indonesia, Taufiq Ismail.

Inilah salah satu kelebihan dari lagu ini. Karena ditulis oleh Taufiq Ismail berdasarkan sebuah kutipan dari Surah Yasin ayat 65 mengenai Hari Pengadilan Akhir.

Bagaimana kelak mulut kita tak lagi dapat berbicara di Hari Pengadilan Akhir. Hanya tangan dan kaki yang akan berbicara jujur tentang segala tindak-tanduk kita selama hidup di dunia.

Satu-satunya lagu terberat yang dinyanyikan oleh Chrisye adalah lagu ini. Karena dahsyatnya lirik yang dibuat membuat beberapa kali Chrisye tak sanggup menyelesaikan rekamannya. Air matanya dan isak tangisnya muncul setiap kali ia mulai menyanyikan bait lagu ini.


Sensasi yang sama pasti akan kita rasakan setiap kali mendengarnya. Ketiga lagu ini terutama lagu terakhir akan membuat kita bermuhasabah. Merenungi ulang segala apa yang telah kita lakukan. Bertaubat dan kemudian berusaha untuk memperbaiki diri.

Biarkan lagu-lagu ini membuat kita menangis, meneteskan air mata dalam sujud panjang di kesunyian malam-malam Ramadan. Karena ini adalah saat yang tepat memohon pengampunan dari-Nya.

Menangislah selagi bisa. Sebelum ajal kita tiba dan Hari Pengadilan Akhir itu datang. Saat dimana mulut-mulut kita dikunci. Hanya tangan dan kaki kita yang berbicara tentang apa yang telah dilakukan sepanjang hidup ini.

Tangerang, April 2021
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun