Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan featured

Nostalgia Sejenak, Lupus dan Si Boy, Idola Anak Muda di Era 80 dan 90-an

17 Februari 2021   11:09 Diperbarui: 10 Maret 2022   06:16 7107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukalapak.com (Majalah Hai)

Secara kebetulan seorang teman mengirimkan foto dua orang artis tempo dulu di group WhatsApp alumni sekolahku. Wajah kedua artis tersebut tentu saja sangat familiar bagi siapa saja yang pernah merasakan era 80 dan 90-an.

Kiriman tersebut kontan membuat beberapa komentar muncul meramaikan group yang semula sepi. Mulai dari yang bercerita kegandrungannya dulu pada artis tersebut maupun yang rindu dengan gaya penampilan ala sang artis.

Iseng aku mencoba browsing di internet dengan mengetik nama kedua artis tersebut. Ryan Hidayat dan Onky Alexander. Ternyata muncul foto yang sama persis dengan yang diunggah oleh temanku.

Foto tersebut muncul di dua halaman toko online, bBukalapak dan Tokopedia. Berasal dari halaman muka majalah remaja Hai yang terbit tahun 1988. Majalah edisi tersebut rupanya masih banyak dicari oleh para kolektor dan diperdagangkan dengan harga 250 ribu rupiah. Jauh melampaui harga bandrolnya dulu yang hanya seribu rupiah.

Dulu pada zaman dimana gawai belum ada dan internet belum umum digunakan, majalah adalah media informasi utama untuk mengumpulkan segala informasi dan foto dari sang idola. Ada gengsi tersendiri jika kita memiliki foto-foto mereka.

Lupus dan Ryan Hidayat

Pada era 80 dan 90-an siapa yang tidak kenal dengan Ryan Hidayat. Aktor ini sukses memerankan tokoh remaja khayalan, Lupus, di film layar lebar Indonesia. Ryan Hidayat menjadi sangat identik dengan Lupus.

Film Lupus pertama Tangkaplah Daku Kau Kujitak adalah adaptasi dari novel dengan judul sama karya novelis Hilman Hariwijaya. Kesuksesan film tersebut tidak lepas dari apiknya cerita yang dibuat oleh Hilman mengenai kehidupan seorang anak SMA Merah Putih dan teman-temannya. Saat itu novelnya memang laris manis di pasaran sehingga berpengaruh juga dengan kesuksesan film yang diluncurkan.

Gaya bercerita Hilman yang tidak biasa dan karakter kuat dari tokoh-tokoh ciptaannya membuat orang tertarik untuk membacanya. Model rambut jambul Lupus yang meniru penampilan bassist band Duran Duran, John Taylor, juga menjadi tren anak muda di masa itu.

Ryan Hidayat adalah aktor yang paling sukses memerankan tokoh Lupus ini. Jika ditanya hal apa yang membuat sukses film ini, apakah sang aktor ataukah ceritanya. Jawaban yang paling tepat adalah keduanya saling melengkapi.

Akting Ryan Hidayat sangat menjiwai tokoh Lupus ini. Sementara Lupus sendiri memang sudah memiliki detail karakter yang kuat dari sang penulis. Hilman demikian teliti memberikan gambaran secara tertulis. Mulai dari penampilan fisik sampai dengan kesukaan tokoh ini mengunyah permen karet. Sifat Lupus yang jahil dan lucu juga menambah warna dalam ceritanya.

Lupus adalah figur remaja mandiri. Seorang anak yatim yang harus membantu keluarganya memenuhi kebutuhan hidup ibu dan seorang adik perempuannya. Lupus selain pelajar, ia juga berprofesi sebagai wartawan di majalah Hai.

Bisa dikatakan ini adalah salah satu karya novel yang tidak saja sukses saat difilmkan. Tapi juga sukses membuat penonton mengidolakan karakternya dan menjadikan segala gaya penampilannya menjadi tren saat itu.

Ada 4 judul film Lupus yang diperankan oleh Ryan Hidayat:

Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak (1987)
Lupus II: Makhluk Manis Dalam Bis (1987)
Lupus IV: Anak Mami Sudah Besar (1990)
Lupus V: Ih, Syerem (1991)

Sayang sang aktor harus meninggal pada usia muda menjelang 27 tahun. Pada saat dirinya sedang berada di puncak karier. Menurut kabar dikarenakan penyakit typus dan demam berdarah namun ada juga kabar yang mengatakan bahwa ia meninggal karena narkoba.

Fenomena kesuksesan cerita novel yang difilmkan ini mirip dengan Novel Dilan karya Pidi Baiq. Karakter tokoh, gaya berpakaian serta gombalan ala Dilan juga menjadi tren di kalangan anak muda di Indonesia.

Catatan Si Boy dan Onky Alexander

Berada di era yang sama dengan Lupus, publik tanah air seolah terpecah menjadi dua. Catatan Si Boy adalah film laris yang juga memunculkan karakter idola bagi remaja. Onky Alexander sukses memerankan tokoh Boy yang diangkat dari drama radio berjudul sama yang disiarkan di radio Prambors karangan Marwan Alkatiri.

Saat itu memang sandiwara radio masih banyak peminatnya. Catatan Si Boy yang sukses menggaet perhatian dari para pendengar membuat cerita tersebut diangkat ke layar lebar dan di sutradarai oleh Nasri Cheppy.

Sama seperti sandiwara radio lain seperti Saur Sepuh, Misteri Gunung Merapi dan Tutur Tinular yang diangkat ke layar lebar, Catatan Si Boy ternyata berhasil menarik penonton pada penayangan perdananya.

Karakter Boy digambarkan sebagai tokoh imajinasi dambaan semua orang kala itu. Pemuda kaya, ganteng, jago berkelahi tapi juga rajin beribadah. Boy adalah figur playboy yang saleh. Ceritanya juga diperkuat dengan karakter unik dari teman-teman Boy seperti Emon yang diperankan oleh Didi Petet. Dan ada juga Andi atau Kendi yang diperankan oleh Dede Yusuf.

Seperti Lupus, Catatan Si Boy 1 juga tayang di layar lebar pertama kali pada tahun 1987. Dan di buat sekuel berikutnya hingga Catatan Si Boy 5 pada tahun 1991.

Banyak pengamat mengatakan si Boy adalah penggambaran dari kehidupan anak-anak muda kalangan menengah ke atas di era orde baru. Memiliki orang tua kaya yang sibuk dan kurang peduli dengan kehidupan anaknya.

Sayangnya sandiwara radio sudah lama menghilang dari stasiun radio di ibu kota. Padahal sebelumnya, cerita yang hanya mengandalkan suara sebagai visualisasinya ini cukup menarik karena dapat merangsang kita berimajnasi mengikuti alur cerita yang diciptakan oleh sang pengarang.

Rasanya seru juga kalau sandiwara radio bisa bangkit kembali dari tidur panjangnya. Baik dalam bentuk drama, cerita silat ataupun misteri. Agar generasi millenial juga tahu bahwa Indonesia pernah punya program cerita yang menarik di radio.

Selain itu semoga akan banyak novel-novel seri bertema remaja di filmkan. Karena terbukti tema tersebut tetap laku dijual di zaman millenial ini seperti pada saat booming film Dilan.

Setiap era pasti memiliki artis idolanya masing-masing. Tokoh dan gaya bercerita di tiap kisah sedikit banyak pasti dipengaruhi juga dengan situasi sosial dan politik di zaman tersebut.

Kalau aku sih, dulu memang mengidolakan Ryan Hidayat dan Onky Alexander dalam karakter Lupus dan Si Boy. Lalu bagaimana dengan kalian?

Tangerang, Februari 2021
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun