Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Literasi yang Berawal dari Surat Cinta di Masa Kecil

18 Januari 2021   20:50 Diperbarui: 21 Januari 2021   02:29 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taman Kanak-kanak (TK) adalah tempat awal aku bersekolah. Waktu itu kegiatan belajar masih didominasi oleh kegiatan bermain dan menggambar serta kegiatan yang memicu sisi kreativitas anak. Membaca dan berhitung baru seputar pengenalan huruf dan angka.

Lucunya, dalam usia sekecil itu aku justru telah merasakan ketetarikan pada lawan jenis. Anak yang kutaksir saat itu merupakan tetangga satu komplek denganku. Rumahnya hanya berjarak 8 rumah dariku. Sebut saja namanya Tiara, bukan nama sebenarnya lho ya.

Aku waktu itu memang dekat dengan kakak perempuanku. Kami sering berbagi cerita. Jarak usia kami terpaut dua tahun. Kakakku telah duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Ia tahu bahwa aku sedang naksir Tiara. Dan ia juga tahu aku sangat ingin menulis surat untuk Tiara. Kakakku memang sering kulihat menulis surat untuk teman-temannya. Entah apa yang ditulisnya saat itu tapi lumayan panjang biasanya tulisannya.

Mengetahui niatku, ia kemudian menawarkan untuk menuliskan surat cinta untukku. Di atas selembar kertas sobekan buku, ia menuliskannya. 

Aku tentu tak tahu apa yang ditulisnya, tapi aku yakin surat cinta itu akan membuat Tiara jatuh cinta. Selesai menulis kakakku membacakan surat tersebut untukku. Maklum aku khan belum bisa menulis dan membaca.

Persoalan kedua muncul bagaimana aku memberikan surat tersebut tanpa ketahuan orang lain. Karena bisa ramai urusannya kalau orang tahu, apalagi sampai kepergok guru TK ku wah tambah runyam deh. Pasti aku bakalan menjadi bahan olokan satu sekolah.

Setelah semalaman berpikir aku akhirnya mendapat ide. Paginya aku akan berusaha untuk menyelinap ke ruang kelas saat istirahat main tiba. Tujuanku adalah menyelipkan surat tersebut ke dalam tas Tiara. Aku yakin ia akan melihat surat tersebut sesampainya di rumah.

Ada satu hal konyol yang luput dari perhitungan otak kecilku kala itu, setelah sukses menyelipkan surat tersebut. Aku tidak ingat bahwa Tiara adalah seusia denganku, masih sekolah di Taman Kanak-kanak. Seperti aku ia juga belum memiliki kemampuan untuk membaca tulisan.

Dan sorenya ketika kami sekeluarga sedang berkumpul. Kami dikejutkan dengan kedatangan Dino, kakak Tiara ke rumah kami. Mendadak suasana rumah menjadi heboh. 

Karena Dino membawa sepucuk surat yang kutujukan untuk Tiara. Dino sih tidak berkata banyak hanya menyerahkan surat itu pada ibuku sambil berkata bahwa itu surat cinta dariku untuk Tiara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun