Dan bisa juga petugas yang berwajib saat itu sedang mengawasi karena si korban sudah melapor. Begitu anda memegang dan mengambilnya otomotis barang bukti beserta sidik jari anda sudah ada di sana. Dan andalah yang akan menjadi tersangka utamanya.
Begitu pula jika menemukan bungkusan yang menarik perhatian jangan pula langsung penasaran dan membawanya. Bagaimana jika itu adalah uang illegal hasil transaksi haram korupsi atau bungkusan itu ternyata berisi narkoba.Â
Yang lebih parah lagi bagaimana jika bungkusan tersebut berisi potongan mayat hasil pembunuhan. Waduh. Bisa tambah panjang urusannya nanti.
Hukum Karma
Boleh percaya boleh tidak. Namun banyak kejadian yang membuktikan bahwa hukum karma itu ada. Salah seorang kenalan saya ada yang pernah mengalaminya. Sebut saja dia, Andi.
Suatu pagi di hari minggu, Andi mengendarai sepeda motornya untuk pergi ke pasar membeli beberapa barang keperluan isterinya. Di tengah jalan ia melihat sebuah dompet agak besar tergeletak di jalan. Segera dengan cepat Andi berhenti, mengambilnya dan menyimpannya di balik jaketnya. Tak ada yang melihatnya karena saat itu jalanan masih sepi. Sekilas saja ia tahu bahwa dompet itu berisi handphone.
Sepulang dari pasar. Sesampainya di rumah ia langsung memeriksanya. Ternyata berisi dua buah hp merk terkenal. Sebenarnya bisa saja jika Andi ingin mengembalikan karna kartu sim nya saat itu masih aktif dan bisa dihubungi. Tapi ia memilih untuk membuang kartu simnya dan menghapus data-data yang ada di handphonenya untuk kemudian menjualnya.
Saat itu kalau tidak salah kedua handphone tersebut laku terjual hampir dua jutaan di sebuah counter penjualan handphone. Cukup lumayan uang yang dia terima saat itu.
Beberapa waktu setelah itu. Andi justru mengalami kesialan yang cukup menguras hartanya. Uang hasil pinjaman kantor yang rencananya akan dibuat untuk membeli ataupun membayar uang muka kendaraan roda empat. Dibawa kabur orang. Andi tertipu karena penawaran mobil murah dari orang tersebut ternyata hanya omong kosong belaka. Uang puluhan juta raib tanpa tahu juntrungannya. Semua berkas yang diberikan orang tersebut juga ternyata palsu semua. Termasuk alamat tempat tinggal si penipu.
Andi langsung menyadari bahwa mungkin ini adalah karma dari perbuatannya sebelumnya. Tapi nasi telah menjadi bubur. Ia hanya bisa menyesal di akhirnya.
Dari beberapa pelajaran tersebut sepertinya kita harus mulai berhati-hati jika melihat barang apapun tergelatak di suatu tempat. Karena banyak resiko yang mungkin bisa terjadi. Lebih baik kita tidak mendekatinya untuk menghindari hasrat untuk memiliki.