Ia membungkuk mengulurkan tangan ke bawah bangkunya meraih sesuatu. Sebuah tempat minum cantik terbuat dari bahan semacam logam ada di tangannya. Ia mengguncang-guncangkan barang tersebut untuk mengetahui ada tidaknya air di dalamnya.
Sepertinya ia tadi sengaja menunggu sampai penumpang semua naik untuk memastikan bahwa tempat minum itu memang tertinggal dan bukan milik salah satu penumpang yang belum naik. Kemudian dengan yakin ia membuka tutup tempat minum tersebut dan membuang isinya ke jalan.
"Kenapa airnya dibuang mas?" Tiba-tiba seorang gadis berseragam menghampiri.
"Eh. Anu. Biar nggak berat bawanya," kata si lelaki dengan sedikit gugup.
"Lho. Itu kan punya saya. Nanti saya minumnya gimana kalau airnya di buang" si gadis yang berseragam petugas transjakarta mengulurkan tangannya meminta.
Dengan muka merah karena malu si lelaki mengembalikan botol minuman tersebut sembari meminta maaf. Untungnys si petugas tidak memperpanjang urusannya. Dan kebetulan juga saat itu tidak banyak penumpang yang ada.Â
Rupanya petugas transjakarta sudah terbiasa menaruh minuman disana agar mudah mengambilnya saat bekerja mengatur arus penumpang.
Terjerat Hukum
Selain membuat malu. Barang yang tergeletak tak bertuan juga sering kali merupakan "jebakan batman" dari pihak yang berwajib.
Jika kita menemukan dompet ataupun barang berharga lain di jalanan mungkin sering kali kita menjadi penasaran. Apakah dompet itu masih ada uangnya atau masih berfungsikah barang yang kita temukan itu misalnya saja sebuah handphone.
Namun kita harus ingat bisa saja barang tersebut merupakan barang hasil kejahatan seperti mencopet. Mungkin pencopetnya menaruhnya di sana untuk sementara menghilangkan barang bukti.Â