Saya yang mendengarnya jadi tersenyum sendiri. Sementara si gerombolan wanita itu yang semula ramai bercakap jadi membisu tak bersuara.
Jika dapat tempat duduk, sebenarnya saya senang-senang saja duduk berdampingan dengan para wanita dan pemandangan di area belakang jadi lebih berwarna dengan adanya mereka.Â
Tapi kalau sampai mendominasi semua bangku kasihan juga para pria, yang telah membayar sama tentunya ingin merasakan juga kenikmatan duduk dan tertidur dihembus angin sepoi-sepoi dari pendingin ruangan, apalagi jika rute yang dilaluinya cukup jauh.
Untuk perbaikan dan demi kenyamanan bersama ada baiknya Transjakarta menambah petugas untuk menertibkan antrian. Selain itu patut diperhatikan dan diarahkan untuk ruang khusus wanita dan bangku-bangku prioritasnya agar dipergunakan terlebih dahulu untuk orang yang tepat sebelum beranjak ke bangku lainnya dengan tidak mengesampingkan keadilan antara lelaki dan perempuan untuk mendapatkan kesempatan duduk yang sama.
Sejalan dengan program pemerintah untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum kiranya perlu menambah armada bus. Sehingga idealnya semua penumpang dapat memperoleh bangku dan tidak perlu harus berdiri selama perjalanan.
Dan yang terakhir titip salam untuk wanita-wanita cantik yang melintas di setiap perjalanan di dalam Transjakarta. Ups. Piss dua jari. Eh ini bukan kampanye pilpres lho ya.
Nyamuk Nakal di Bus Transjakarta
Waspada Terjepit di Transjakarta
Tak Bisakah Sejenak Kau Menunggu