Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Misteri Waktu

24 Desember 2018   12:04 Diperbarui: 25 Desember 2018   08:20 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Waktu itu,
Adalah saat yang ditunggu
Menikmati sejuknya gunung-gunung yang meninggi
Menjelang lepas tahun berganti hari

Waktu itu,
Adalah cerianya hati
Menatap hijaunya dedaunan yang berbisik melagu
Yang menyambut dengan merdu bernyanyi

Waktu itu,
Lautan adalah indahnya hamparan biru
Yang menyatu dengan angkasa
Berbataskan cakrawala

Waktu itu,
Bercengkrama di bibir pantai yang mendayu
Menghibur diri dengan musik pelega jiwa
Senandungkan irama dari band-band ibukota

Waktu itu,
Tak ada yang dapat menduga
Pun oleh manusia yang di pandang ahli meramal dengan teknologi dan ilmu
Apakah hari ini kan ada bencana

Waktu itu.
Tetiba gunung yang nyenyak tertidur
Lelehkan pijaran api yang memerah pilu
Bangkitkan gejolak samudra yang lama terkubur

Monster tsunami terbangkit kembali
Melibas pantai dengan tinggi ombak yang buat ngeri
Tak peduli ratusan manusia yang sedang menikmati hari
Hancurkan suasana damai di bumi
Orang-orang berlari
Berusaha menyelamatkan diri

Hanya butuh sekejap
Tuk buat semua lenyap
Merenggut keceriaan
Menggantinya dengan kesedihan
Mencabut kehidupan
Menggantinya dengan kematian

Adakah yang dapat menduga semua ini ?

Sungguh...

Waktu memang adalah sebuah misteri..


Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun