Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Pusat Perbelanjaan Menjadi Rawan Penculikan Anak

2 September 2018   19:19 Diperbarui: 3 September 2018   16:46 2984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc.pribadi: Mahendra Paripurna

Pak Syamsul menggeleng dan dia menjelaskan sedari pagi tidak ada yang telpon. Beliau kemudian menanyakan kronologis ceritanya.

Dengan mata mulai berkaca-kaca, Bunga dan teman-temannya bercerita dari awal sampai mereka mendatangi tempat sang guru.

Setelah selesai, sang guru menegaskan bahwa tidak punya teman guru dengan ciri-ciri tersebut dan tidak ada yang menghubungi via handphone sepanjang hari itu. 

Kecurigaan pak Syamsul juga sama dengan mamanya Bunga bahwa orang tersebut berniat jahat dan kemungkinan adalah penculik yang sedang mengincar anak-anak seperti mereka. Tangis Bunga dan teman-temannya pun pecah seketika. Untunglah Tuhan masih melindungi keponakan saya ini.

Doc.pribadi from cctv : tersangka pelaku
Doc.pribadi from cctv : tersangka pelaku
Sementara itu dari rekaman CCTV di restauran tersebut terlihat bahwa memang si ibu cukup lihai melindungi wajahnya dari tangkapan kamera. Jilbab penutup kepala dan kacamatanya juga bisa jadi digunakan untuk menutupi identitasnya.

Si ibu juga tidak kembali lagi masuk ke restauran karena mungkin telah melihat Bunga bercakap-cakap dengan ibunya dari kejauhan.

Untuk para orang tua berhati-hatilah, bekalilah anak-anak dengan pengetahuan yang cukup tentang modus-modus yang dilakukan oleh orang-orang jahat dan jangan mudah percaya atau berbicara dengan orang yang tak dikenal.

Modus operandi mereka biasanya dengan pura-pura mengenal orang-orang yang akrab dengan si korban dari hasil menggali informasi melalui percakapan awal ataupun mengiming-imingi dengan hadiah dan makanan.

Ingat dengan hanya satu kesalahan dan kelengahan kecil itu cukup jadi alasan yang dapat memisahkan kita dari anak-anak kita tersayang selamanya.

Waspadalah !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun